Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Indeks Kinerja Logistik RI Anjlok, Kementerian Perekonomian Beberkan Upaya Pemerintah

Pelaksana tugas Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan, menjelaskan upaya pemerintah di sektor logistik.

24 Juli 2023 | 17.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi kapal pengangkut peti kemas ekspor dan impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian, Ferry Irawan, menjelaskan upaya pemerintah di sektor logistik. Hal itu merespons laporan Bank Dunia soal anjloknya Logistics Performance Index (LPI) Indonesia 2023 yang menurun 17 peringkat ke posisi 63 dari posisi 46.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satunya, kata Ferry, mengefisienkan biaya logistik dengan penguatan konektivitas antardaerah dengan pembangunan infrastruktur. “Berbagai kebijakan pemerintah dalam memperkuat konektivitas wilayah juga ditempuh sebagai upaya menurunkan disparitas harga antardaerah,” ujar dia saat dihubungi pada Jumat, 21 Juli 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, kebijakan konektivitas yang mendukung pengendalian inflasi termasuk dalam strategi kunci 4K yang tergolong dalam kategori kelancaran distribusi. Di antaranya pengembangan National Logistic Ecosystem (NLE); serta pembangunan jalan dan jembatan termasuk didalamnya dan penerbitan Inpres 3 tahun 2023 tentang Percepatan Peningkatan Konektivitas Jalan Daerah.

Kemudian, perbaikan bandara; peningkatan jalur kereta api; dan optimalisasi tol laut maupun jembatan udara. “Peningkatan konektivitas wilayah ditempuh untuk mengurangi disparitas harga antar wilayah,” tutur Ferry.

Lebih lanjut, Ferry berujar, terwujudnya konektivitas yang baik diharapkan dapat menopang perekonomian nasional. Khususnya jalur utama logistik dan meningkatkan aksesibilitas daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Namun, untuk mewujudkan sistem logistik yang memadai masih diperlukan upaya-upaya antara lain dengan mendorong digitalisasi. “Untuk mendukung kelancaran logistik yang saat ini belum sepenuhnya didukung oleh sumber daya manusia yang memadai,” ucap Ferry.

Menurut Ferry, penurunan nilai LPS dari Bank Indonesia dipengaruhi disrupsi rantai pasok yang terjadi selama pandemi dan usai Covid-19 yang menyebabkan proses pengiriman di pelabuhan menjadi tidak efisien. “Faktor lainnya ialah tensi geopolitik global yang sempat tinggi membuat transaksi perdagangan internasional menjadi terhambat,” ujar dia.

Pengukuran Bank Dunia itu dilakukan di 139 negara. Data LPI 2023 menempatkan Singapura pada peringkat pertama dengan skor 4,3, diikuti Finlandia (4,2), Denmark (4,1), dan Jerman (4,1). Pada 2018, peringkat pertama adalah Jerman dengan skor 4,2, sementara Singapura pada peringkat 7 dengan skor 4.

Di antara negara-negara ASEAN, peringkat LPI 2023 tertinggi setelah Singapura adalah Malaysia (peringkat 31), diikuti Thailand (37), Filipina (47), Vietnam (50), Indonesia (63), Kamboja (116), dan Laos (82). LPI 2023 ini tidak mencakup Brunei dan Myanmar yang pada 2018 berada di peringkat 80 dan 137. 

M. Khory Alfarizi

M. Khory Alfarizi

Menjadi wartawan sejak 2018. Pernah meliput isu teknologi, sains, olahraga, dan ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas. Alumni Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, program studi akuntansi. Mengikuti Kursus Jurnalistik Intensif di Tempo Institut dan magang menjadi wartawan Tempo pada akhir 2017.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus