Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Ingat, Uji Coba Blokir IMEI Ponsel Ilegal Dimulai Hari Ini

Pemerintah bersama operator seluler melakukan uji coba pemblokiran ponsel ilegal mulai hari ini.

17 Februari 2020 | 13.56 WIB

Proses sosialisasi aturan IMEI terkait ponsel ilegal di ITC Roxy Mas, Jakarta Pusat, Selasa, 26 November 2019. TEMPO/Fajar Pebrianto
Perbesar
Proses sosialisasi aturan IMEI terkait ponsel ilegal di ITC Roxy Mas, Jakarta Pusat, Selasa, 26 November 2019. TEMPO/Fajar Pebrianto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah bersama perusahaan operator seluler hari ini resmi mulai melakukan uji coba pemblokiran ponsel ilegal. Pemblokiran IMEI ponsel yang lebih sering dikenal dengan istilah BM (black market) ini dimulai Senin, 17 Februari 2020 ini. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Uji coba yang rencananya dilakukan bersama dengan PT Telekomunikasi Seluler dan PT XL Axiata Tbk., tersebut bertujuan untuk mengetahui metode paling efektif dalam pengendalian IMEI ilegal. Pemblokiran permanen sendiri akan diberlakukan mulai April 2020. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

IMEI atau International Mobile Equipment Identity adalah identitas khusus yang dikeluarkan oleh asosiasi GSM (GSMA). Adapun tiap slot kartu di gawai memiliki IMEI yang berbeda-beda. 

Sebelumnya, Direktur Standardisasi Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika  Mochamad Hadiyana mengatakan bahwa implementasi pengendalian IMEI akan dilakukan sesuai jadwal, yakni April 2020.  Selama proses uji coba berlangsung, operator seluler akan mendapat pinjaman alat EIR dari penyedia EIR. Namun, setelah uji coba berakhir, alat tersebut akan kembali ditarik. 

Seperti deritakan sebelumnya, operator diwajibkan untuk memiliki EIR untuk memantau peredaran ponsel ilegal, sebagaimana yang tercantum pada Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No.11/2019. Meski demikian, bagi operator, investasi untuk pengadaan EIR bukan lah hal yang mudah. Sebab, biaya yang harus dikeluarkan cukup besar sekitar US$ 40 juta. 

BISNIS

 
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus