Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Realisasi investasi migas hingga semester I 2023 tumbuh 21 persen.
Untuk menarik investasi di hulu migas, pemerintah akan memperbaiki skema bagi hasil produksi.
Bagian gas pemerintah akan berkurang dalam skema gross split yang baru.
BADUNG – Indonesia membutuhkan investasi senilai US$ 20 miliar di sektor hulu minyak dan gas bumi untuk mendongkrak angka produksi minyak hingga 1 juta barel per hari dan gas sebanyak 12 miliar kaki kubik per hari pada 2030. Sampai semester I 2023, lifting minyak hanya sebesar 615,5 ribu barel per hari. Pemerintah menjanjikan perbaikan iklim investasi untuk mewujudkannya.Â
Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Benny Lubiantara, menuturkan angka tersebut muncul dari estimasi investasi aktivitas eksplorasi hingga produksi kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) sampai 2030. Â
Benny optimistis bisa mencapai target tersebut dengan merujuk pada realisasi investasi hingga semester I 2023 yang tumbuh 21 persen secara tahunan. Nilainya naik dari US$ 4,7 miliar pada paruh pertama 2022 menjadi US$ 5,7 miliar pada periode yang sama tahun ini. Pada akhir tahun nanti, SKK Migas yakin angkanya bisa menyentuh US$ 15,5 miliar. Setidaknya tahun depan target US$ 20 miliar bisa terwujud.Â
Menurut Benny, kunci menjaga investasi adalah memastikan tidak ada kegiatan pengeboran sumur, baik eksplorasi maupun pengembangan yang terhambat. "Pendorong utama investasi adalah jumlah sumur yang dibor," tuturnya saat ditemui Tempo di sela acara The International Convention of Indonesian Oil and Gas 2023.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo