Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Jokowi: Labuan Bajo Jangan Campur Aduk dengan Menengah ke Bawah

Presiden Jokowi meminta Labuan Bajo dikelola sebagai destinasi wisata super premium.

29 November 2019 | 13.05 WIB

Sejumlah perahu berlabuh di Pelabuhan Labuan Bajo saat matahari terbenam di Nusa Tenggara Timur, Jumat, 12 Oktober 2018. Labuan Bajo merupakan salah satu tujuan wisata para delegasi IMF sebelum mereka berwisata ke Pulau Komodo. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Sejumlah perahu berlabuh di Pelabuhan Labuan Bajo saat matahari terbenam di Nusa Tenggara Timur, Jumat, 12 Oktober 2018. Labuan Bajo merupakan salah satu tujuan wisata para delegasi IMF sebelum mereka berwisata ke Pulau Komodo. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Jokowi meminta Labuan Bajo dikelola sebagai destinasi wisata super premium. Sehingga, ia tak ingin pengelolaannya digabungkan dengan pengunjung dari kelas menengah ke bawah.

 

"Labuan Bajo ini super premium. Ini hati-hati, saya sudah ingatkan hati-hati. Jangan sampai campur aduk super premium dengan menengah ke bawah," ujar Jokowi di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis, 29 November 2019.

 

Dalam pengelolaanya, kata Jokowi, kalau perlu ada pembatasan jumlah orang yang berkunjung ke sana. "Kalau perlu ada kuotanya, berapa orang yang boleh masuk ke Labuan Bajo dalam satu tahun."

 

Ia mengatakan telah memberi arahan tersebut kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama. Jokowi berharap Labuan Bajo segera disiapkan, sebelum dipromosikan besar-besaran. Dengan demikian destinasi itu bisa menarik devisa dari wisatawan yang datang.

 

Hal senada sebelumnya diungkapkan Gubernur Nusa Tenggara Timur atau NTT Viktor Laiskodat menyatakan kawasan wisata di daerahnya dirancang untuk menjadi destinasi wisata kelas premium. Oleh karena itu, ia menyebut wisatawan yang tak berduit atau bukan termasuk golongan orang kaya dilarang berwisata di NTT.

 

"Oleh karena itu wisatawan yang miskin jangan datang berwisata ke NTT, karena memang sudah dirancang untuk wisatawan yang berduit," kata Viktor Laiskodat saat memberi kata sambutan dalam Festival Menipo di Kupang, NTT, Kamis, 14 November 2019.

 

Di acara yang dihadiri oleh sejumlah pejabat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan juga pejabat di daerah itu, Viktor menyebutkan seluruh wilayah di NTT memiliki keindahan alam dan atraksi budaya yang tak dimiliki oleh daerah lain di Indonesia, bahkan di dunia. 

 

Belum lagi baru-baru ini NTT dinobatkan sebagai oleh situs perjalanan Lonely Planet sebagai destinasi terbaik di dunia dan menganjurkan wisatawan untuk berwisata ke NTT pada tahun 2020. "Hal ini menunjukkan bahwa kawasan wisata kita itu mahal," ucapnya.

 

Oleh karena itu, Viktor menyebutkan lebih baik wisatawan kaya yang datang ke NTT. "Yang datang harus kaya. Kalau tidak berduit dan datang masih tawar-tawar suruh dia ke daerah lain saja. Tolong mereka dikirim ke Jakarta, Bali, atau Lombok sajalah," katanya.

 

CAESAR AKBAR | ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus