Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam survei "Decoding Global Talent 2024 Tren Mobilitas Kerja" yang dilakukan oleh JobStreet bersama Boston Consulting Group, The Network, dan The Stepstone Group, tercatat bahwa kandidat pekerja dari bidang digital, data sains, dan kecerdasan buatan merupakan kelompok yang paling ingin bekerja di luar negeri. Persentase responden dalam kelompok ini mencapai 81 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tren ini juga terlihat pada profesi berketerampilan tinggi lainnya seperti teknisi, profesi kreatif, dan periset. Di sisi lain, kandidat di bidang pelayanan sosial dan administrasi kurang berminat untuk bekerja di luar negeri. Salah satu kemungkinan mereka enggan ke luar negeri adalah karena sifat pekerjaan yang lebih terlokalisasi dan peluang internasional yang terbatas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wisnu Dharmawan, Sales Director Indonesia JobStreet by SEEK, menjelaskan bahwa minat tinggi dari kandidat di bidang sains dan teknik, termasuk data sains dan AI alias kecerdasan buatan, untuk bekerja di luar negeri berkaitan dengan perkembangan pekerjaan yang lebih pesat di luar negeri dibandingkan di Indonesia.
“Ini terkait juga dengan perkembangan pekerjaan yang mungkin lebih di luar negeri dibandingkan di Indonesia. Jadi, menarik minat mereka. Negara-negara maju itu menarik minat orang Indonesia,” ujar Wisnu, dalam konferensi pers yang digelar di Gedung RDTX Place, Jakarta Selatan, Selasa, 4 Juni 2024.
Namun, dia juga menambahkan bahwa meskipun Amerika Serikat dan Jerman termasuk negara yang diminati, letaknya yang jauh membuat kandidat Indonesia lebih mempertimbangkan negara-negara yang lebih dekat. “Kalau orang Indonesia ternyata senangnya di negara maju yang lokasinya nggak terlalu jauh dari Indonesia. Jadi contohnya nih ada Jepang, Australia, Singapura,” kata dia.
Wisnu juga mencatat perbedaan penting antara pekerja Indonesia dan global. Kandidat internasional cenderung mencari peluang jangka panjang di luar negeri dan seringkali tidak kembali ke negara asal mereka.
Sebaliknya, pekerja Indonesia biasanya hanya ingin bekerja di luar negeri untuk jangka menengah, sekitar tiga tahun, sebelum kembali ke tanah air. Ini disebabkan oleh keinginan mereka untuk mengembangkan karier dan membawa pulang pengalaman dari luar negeri.
“Yang dicari orang-orang Indonesia itu lebih ke karier, pengembangan karier. Mereka punya pengalaman dari luar negeri, yang kemudian bisa mereka bawa pulang,” tutur Wisnu.
Dia mengatakan motivasi utama pekerja Indonesia untuk bekerja di luar negeri adalah pengembangan karier, bukan sekadar pertimbangan finansial. Meski faktor ekonomi penting, bagi orang Indonesia, perkembangan karier memiliki nilai yang lebih tinggi.
“Jadi uang bukan segalanya gitu ya. Kalau pekerja global yang paling menarik buat mereka itu adalah finansial dan ekonomi,” lanjut Wisnu.
Pilihan Editor: Tubuh Alami Kejenuhan Bekerja, Simak Ciri-cirinya