Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Keluarga Mochtar Riady Termasuk James Riady Kunjungi Jokowi di Solo

Jokowi mendapat kunjungan taipan pendiri Lippo Group, Mochtar Riady beserta keluarga. Ia datang bersama anak dan cucunya, James Riady dan John Riady.

16 Desember 2024 | 17.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi mendapat kunjungan dari taipan sekaligus pendiri Lippo Group, Mochtar Riady beserta keluarga di kediamannya, Solo Jawa Tengah. Mochtar, yang telah berusia 95 tahun itu menyambangi Jokowi bersama anak dan cucunya, James Riady dan John Riady.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Momen pertemuan tersebut dibagikan oleh Jokowi melalui akun Instagramnya. Dalam foto yang diunggah, Jokowi terlihat duduk berhadapan dengan keluarga Mochtar Riady di sebuah meja panjang. Jokowi dalam takarir unggahan turut menyampaikan terima kasih atas kunjungan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya menerima kehadiran Bapak Mochtar Riady, Bapak James Riady, Bapak John Riady beserta keluarga di kediaman. Khususnya Bapak Mochtar Riady yang di usia 95 tahun masih sehat dan berupaya mampir ke Solo. Terima kasih atas kedatangannya, saya sangat menghargai silaturahmi ini,” tulis Jokowi lewat akun Instagram @jokowi, Jumat, 13 Desember 2024.

Kunjungan itu menuai perhatian publik terutama lantaran turut hadirnya sosok James Riady dan penerusnya, John Riady.

Profil James Riady

James Riady sebagai pebisnis Indonesia yang merupakan ketua dari Lippo Group, salah satu konglomerat terbesar di Indonesia. Dia lahir di Jakarta pada 7 Januari 1957. Pemilik nama lengkap James Tjahaja Riady ini adalah anak dari seorang bankir kenamaan asal Indonesia pendiri Lippo Group, Mochtar Riady dengan Suryawati Lidya. Nama James tidak setenar ayahnya, sebab sejak kecil ia telah diajarkan hidup mandiri.

Bahkan, saat masih anak-anak, James sudah dikirim ayahnya ke Macau untuk sekolah. Setelah empat tahun bersekolah di Macau, ia pindah ke Australia dan kuliah di University of Melbourne. Di Negeri Kanguru itu, ia tinggal selama delapan tahun untuk menamatkan kuliahnya di sana.

Pada 1970-an, James terjun ke dunia bisnis Perbankan di Amerika Serikat. Ia tercatat pertama kali bekerja di Irving Trust Banking Company saat berusia 18 tahun. Setahun berselang, James lalu pindah ke wilayah Arkansas dan mendirikan bank bernama Worthen Bank bermodal US$ 20 juta. Di Arkansas ia berkenalan dengan bankir kenamaan, Jack Steven, sahabat karib ayahnya.

Dikabarkan pula, James Riady pernah membantu mantan presiden Amerika Jimmy Carter dan Bert Lance dalam menjual saham mereka di National Bank of Georgia. James diketahui berminat membeli saham dari Carter dan Lance. Namun kesepakatan antara James dan Carter itu tak pernah diwujudkan.

Adanya hubungan antara keluarga James Riady dengan Stephens Inc, membuat James bisa berkenalan dengan Gubernur Arkansas, Bill Clinton, kala itu, yang kemudian menjadi Presiden Amerika Serikat. Pada 1984, James Riady ditunjuk sebagai Presiden Direktur Worthen Bank. Selain itu, istri Bill Clinton, Hilary Clinton, juga menjadi pengacara dari bank yang dipimpin James. Hal ini menunjukkan kedekatan antara Clinton dan keluarga Riady.

Setelah beberapa tahun, James Riady kemudian pindah ke Los Angeles dan menjalankan cabang dari Lippo Bank. Meski begitu, perkembangan Lippo Bank di Los Angeles kurang baik, terbukti dengan adanya kredit macet serta pelanggaran undang-undang mengenai pencucian uang.

Ketika Bill Clinton menjadi kandidat Presiden Amerika Serikat pada 1992, James Riady ikut menggelontorkan dana kampanye. Grup Lippo konon telah memberikan lebih dari US$ 475.000 sejak 1991 kepada partai Demokrat sebagai partai pendukung Bill Clinton.

Terpilihnya Bill Clinton sebagai Presiden Amerika Serikat pada 1993 menjadi sebuah keuntungan besar bagi James dan Lippo Group. Hubungan dekatnya dengan Clinton dan Partai Demokrat ketika itu membuatnya diberikan akses untuk kemudahan berbisnis dan akses ke berbagai pejabat tinggi dan politikus di Amerika Serikat.

Namun pada 2001, James Riady didakwa oleh pengadilan Los Angeles mengenai sumbangan dana ilegal untuk kampanye politik Amerika Serikat, ia kemudian mengaku bersalah dan akhirnya membayar denda sekitar US$ 8,6 juta atas kasus dana kampanye.

Selain berbisnis, ia juga mendirikan Sekolah Pelita Harapan dan Universitas Pelita Harapan sebagai usahanya di mengembangkan sektor pendidikan. Ia juga mendirikan Rumah Sakit Siloam Hospital di sektor kesehatan.

Selain itu ia juga pernah tercatat sebagai ketua dibidang pendanaan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dan membuat Lippo sebagai sponsor utama saat pertandingan Bulutangkis di Hong Kong.

James Riady diketahui menikah dengan Aileen Hambali. Dari pernikahannya tersebut, ia dikaruniai empat anak: John Riady, Stephanie Riady, Caroline Riady dan Henry Riady.

Menurut majalah Forbes tahun 2022, kekayaan bersih dari James Riady beserta keluarga ditaksir senilai US$ 1,7 miliar atau sekitar Rp 24,6 triliun dan masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia.

Andry Triyanto Tjitra dan Khumar Mahendra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus