Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Kementerian Pertanian Optimistis Produksi Beras Melimpah pada 2025

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengklaim produksi beras nasional akan melimpah pada 2025.

20 Desember 2024 | 22.24 WIB

Wakil Menteri Pertanian RI Sudaryono.
Perbesar
Wakil Menteri Pertanian RI Sudaryono.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengklaim produksi beras nasional akan melimpah pada 2025. Dia mengatakan, telah mendapatkan data yang memproyeksi limpahan hasil panen beras dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Tanda-tandanya sudah kelihatan, BPS sudah memberikan data kepada kami,” ujar Sudaryono dalam acara CNN Business Summit, Jumat, 20 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sudaryono menuturkan, data yang ia terima dari BPS menunjukkan peningkatan luasan tanam dan hasil panen. Menurut dia, peningkatan ini akan berdampak pada produksi padi di masa depan.

Meski demikian, dia menggarisbawahi, naiknya produksi padi dalam negeri ini harus diimbangi dengan kenaikan daya beli masyarakat. Sebab, hal tersebut akan berpengaruh pada harga jual beras.

“Jangan sampai produktivitas sudah kami genjot tinggi, begitu panen tidak ada yang beli. Itu yang saya wanti-wanti,” kata dia. 

Sebelumnya, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman optimistis produksi beras pada 2025 akan meningkat dari jumlah produksi tahun ini. Ia menargetkan, tahun depan ada kenaikan produksi menjadi 32 juta ton dalam satu tahun.

“Oh iya, pasti (lebih tinggi). 32 juta ton dalam satu tahun ya. Doakan, insya Allah di 2025,” tuturnya kepada wartawan ketika ditemui di kantornya di Jakarta Selatan pada Selasa, 26 November 2024.

Berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah produksi beras di tahun ini mengalami penurunan dari 31,10 juta ton pada 2023 menjadi 30,34 juta ton pada akhir 2024. Hal ini salah satunya dipengaruhi produksi padi yang juga mengalami penurunan.

Berdasarkan estimasi BPS melalui survei kerangka sampel area amatan September 2024, produksi padi pada akhir tahun ini mencapai 52,6 juta ton, turun dari realisasi pada 2023 yang sebesar 53,98 juta ton. Angka ini berasal dari hasil tanam hingga Juli 2024 serta estimasi produksi selama September-Desember 2024.

BPS menghitung estimasi tersebut menggunakan angka luas panen September 2024, potensi luas panen pada kuartal IV, serta rata-rata produktivitas subround III 2018-2023. Luas panen padi pada tahun 2024 diperkirakan 10,05 juta hektare, angka ini mengalami penurunan sebanyak 167,25 ribu hektare atau 1,64 persen dibandingkan luas panen padi di tahun 2023 yang sebesar 10,21 juta hektare.

Menurut Amran, target tersebut beriringan dengan upaya swasembada pangan yang ditargetkan Presiden Prabowo Subianto bisa tercapai dalam empat tahun ke depan, bahkan lebih cepat. “Sesuai dengan arahan Bapak Presiden. Empat tahun kan? Empat tahun. Insya Allah bisa lebih cepat,” kata dia. Amran mengklaim, usai tercapai target swasembada, Indonesia tidak perlu lagi mengimpor beras sebagaimana yang selama ini dilakukan. “Kalau swasembada jangan impor lagi. Itu cari persoalan lagi.”

Hanin Marwah berkontribusi dalam artikel ini. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus