Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kereta Api (KA) Serayu relasi Pasar Senen-Kiaracodong-Purwokerta yang anjlok di Ciamis kemarin membuat sejumlah perjalanan kereta terpaksa memutar lewat jalur utara. “Kami sampaikan permohonan maaf, sampai saat ini proses evakuasi masih berlangsung,” kata Manager Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 2 Bandung, Noxy Citrea, dikutip dari rilis yang diterima pada Kamis malam, 1 Oktober 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Noxy menjelaskan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Seluruh penumpang Kereta Serayu sudah dievakuasi semuanya dan melanjutkan perjalanan menuju Purwokerto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KA Serayu tujuan Purwokerto itu mengalami anjlok pada roda lokomotif di petak jalan kereta antara Stasiun Manonjaya dan Stasiun Ciamis di KM 285+0/1 pada Kamis, 1 Oktober 2020, pukul 17.25 WIB. “PT KAI langsung mengirimkan kereta penolong dan sampai saat ini seluruh petugas tengah fokus melakukan evakuasi,” ucap Noxy.
Seluruh penumpang KA Serayu sudah dipindahkan dan melanjutkan perjalanan dari Stasiun Banjar menuju Stasiun Purwokerto. KA Serayu membawa 6 kereta ekonomi, dan dilaporkan terdapat sejumlah 69 penumpang di dalamnya dalam kondisi baik dan tidak ada yang terluka.
Sejumlah kereta terpaksa berjalan memutar melewati jalur utara. “Dari arah Bandung atau Kiaracondong menuju Cikampek untuk selanjutnya berjalan ke arah Cirebon, Semarang, Purwokerto dan kembali ke lintas selatan menuju Kroya, Yogyakarta, sampai Surabaya Gubeng,” kata Noxy.
Akibat kereta anjlok itu pula, Kereta Turangga yang berangkat dari Stasiun Bandung menuju Stasiun Surabaya Gubeng kemarin terpaksa menunda keberangkatannya. Kereta Turangga baru berangkat pukul 18.49 WIB, terlambat sekitar 40 menit, dan menjadi kereta pertama yang memutar lewat jalur utara. Dua kereta selanjutnya juga terpaksa berjalan memutar lewat jalur utara, yakni Kereta Kutojaya Selatan dan Kahuripan.
“Kami melakukan skenario dengan memutar kereta melalui lintas utara jadi akan lewat Cirebon, kemudian Purwokerto dan kembali ke jalur selatan menuju ke Surabaya Gubeng,” kata Noxy.