Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Kronologi Banjir Lahar Dingin Semeru yang Buat Sejumlah Jembatan di Lumajang Putus Total

Banjir lahar dingin Semeru yang terjadi pada Jumat, 7 Juli 2023, telah melumpuhkan sejumlah jembatan dan jalan penghubung di Lumajang, Jawa Timur.

8 Juli 2023 | 08.47 WIB

Kondisi Jembatan Gantung Kali Regoyo yang putus diterjang banjir lahar hujan di Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Jumat 7 Juli 2023. Akibat banjir lahar hujan Gunung Semeru tersebut menyebabkan sejumlah jembatan putus sehingga akses jalur Lumajang-Malang putus. ANTARA FOTO/Rohcmad/Zk
Perbesar
Kondisi Jembatan Gantung Kali Regoyo yang putus diterjang banjir lahar hujan di Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Jumat 7 Juli 2023. Akibat banjir lahar hujan Gunung Semeru tersebut menyebabkan sejumlah jembatan putus sehingga akses jalur Lumajang-Malang putus. ANTARA FOTO/Rohcmad/Zk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Banjir lahar dingin Semeru yang terjadi pada Jumat, 7 Juli 2023, telah melumpuhkan sejumlah jembatan dan jalan penghubung di Lumajang, Jawa Timur. Bagaimana kondisi terkini dan kronologi terjadinya banjir lahar dingin tersebut?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sebelumnya, sejumlah video amatir merekam detik-detik lahar dingin menerjang sejumlah jembatan menjadi viral di media sosial dan pesan berantai di sejumlah whatsapp warga di Lumajang. Selain banjir lahar dingin Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang juga diterjang bencana tanah longsor di sejumlah titik.

Getaran Banjir Terekam 4 Kali dalam 5 Jam

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Getaran banjir di Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terekam seismograf sebanyak empat kali selama 5 sampai 6 jam pada Jumat, 7 Juli 2023. Pengamatan kegempaan mencatat getaran banjir itu akibat hujan dengan intensitas tinggi di kawasan puncak gunung tersebut.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Liswanto dalam laporan tertulisnya menyebutkan pada periode pengamatan Jumat, 7 Juli 2023, tepatnya sekitar pukul 00.00-24.00 WIB, ada empat kali gempa getaran banjir.

"Gempa getaran banjir itu memiliki amplitudo 28-40 mm dan lama gempa 20.700-21.600 atau sekitar 5-6 jam," katanya dalam laporan tertulis di Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, Sabtu dini hari, 8 Juli 2023.

Tak hanya itu, selama 24 jam, seismograf merekam 57 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 12-22 mm, dan lama gempa 45-155 detik, kemudian 9 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-13 mm dan lama gempa 37-62 detik.

Seismograf juga merekam satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 17 mm. "Sedangkan pengamatan visual asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur laut, selatan, barat dan barat laut," tulis Liswanto dalam laporan tertulis itu.

Akibat getaran banjir yang cukup lama itu, debit air di sejumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) Semeru sangat deras hingga berdampak pada kerusakan sejumlah jembatan.

Selanjutnya: Gunung Semeru masuk status siaga, masyarakat diimbau...

Gunung Semeru Masuk Status Siaga

Adapun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menetapkan Gunung Semeru masuk dalam status siaga atau level 3. Dengan begitu, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Selain itu, di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Pasalnya, masih terlihat adanya potensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Masyarakat pun diminta terus mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mulai mendata sejumlah infrastruktur dan fasilitas umum yang rusak akibat diterjang banjir lahar dingin Gunung Semeru. Sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang terdampak cuaca ekstrem yang menyebabkan banjir lahar dingin Gunung Semeru di beberapa wilayah hingga menyebabkan jembatan rusak.

"Saat ini kami masih melakukan pendataan sejumlah sarana prasarana yang mengalami kerusakan akibat diterjang banjir," kata Kepala Bidang Bina Marga DPUTR Kabupaten Lumajang Heri Kurniawan, Jumat, 7 Juli 2023.

Timnya hingga kini terus berkeliling, melakukan monitor ke sejumlah lokasi dan juga menunggu laporan dari tim yang lain. Adapun kerusakan belum teridentifikasi dengan detail karena debit air juga masih relatif tinggi. "Sementara itu kami pasang rambu peringatan dan melakukan asesmen, sehingga kami pastikan dulu."

Beberapa daerah aliran sungai (DAS) yang dilalui lahar dingin Gunung Semeru dilaporkan sudah mengalami penurunan debit air. Masyarakat bersama jajaran pemerintah setempat dan TNI Polri telah menangani dan membersihkan sisa lumpur baik di jembatan maupun di jalan utama yang menjadi akses mobilitas warga.

Adapun ratusan warga yang khawatir terdampak banjir lahar dingin Gunung Semeru memilih mengungsi ke sejumlah lokasi yang aman di antaranya Balai Desa Jarit, Balai Desa Penanggal dan Balai Desa Tumpeng.

Selanjutnya: Sejumlah jembatan putus total...

Sejumlah Jembatan Putus Total

Dari hasil asesmen sementara, terdapat sejumlah jembatan rusak yakni jembatan penghubung Desa Tumpeng dan Desa Kloposawit terputus total, jembatan Gantung Kali Regoyo mengalami kerusakan parah. Selain itu, jembatan Limpas Kaliputih dan jembatan di perbatasan Lumajang - Malang juga terputus total, sehingga tidak bisa dilalui.

"Di jembatan Sungai Regoyo Gondoruso terpantau debit air mengalami peningkatan yang sangat besar sehingga meluap di atas jembatan," kata Kapolsek Pasirian Agus Sugiharto di Lumajang. "Kami melarang untuk kendaraan roda 2 dan roda 4 tidak melintas, situasi masih hujan intensitas sedang."

Adapun jembatan penghubung antara wilayah Kabupaten Malang menuju Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, tepatnya di Jalan Raya Dampit-Lumajang, dilaporkan terputus akibat diterjang banjir yang terjadi di wilayah tersebut.

Kasat Lantas Polres Malang AKP Agnis Juwita Manurung ketika dikonfirmasi menjelaskan, akibat putusnya jembatan penghubung tersebut, akses masyarakat untuk menuju wilayah Kabupaten Lumajang dialihkan. "Jembatan penghubung Malang-Lumajang putus, pengendara yang menuju Kabupaten Lumajang untuk mencari alternatif jalan lain," tutur.

Terputusnya jembatan penghubung yang terputus akibat banjir tersebut berada di wilayah Kabupaten Lumajang. Personel Satlantas Polres Malang telah melakukan pengalihan arus lalu lintas bagi kendaraan yang akan menuju Lumajang melalui Kecamatan Ampelgading.

Adapun petunjuk informasi bagi para pengendara kendaraan bermotor tersebut disiapkan pada dua titik yakni di Simpang Tiga Kecamatan Turen dan Simpang Empat Kecamatan Dampit yang merupakan akses untuk menuju wilayah Kabupaten Lumajang.

"Jembatan penghubung yang terputus lokasinya berada di Kabupaten Lumajang. Kami memberikan informasi kepada masyarakat untuk mencari jalur lain jika akan menuju ke Lumajang ketika melintas di Kabupaten Malang," katanya.

Jembatan penghubung itu terletak di Jalan Raya Dampit-Lumajang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Jalan tersebut merupakan jalur arteri baik dari wilayah Kabupaten Malang menuju Kabupaten Lumajang dan sebaliknya.

Sebelumnya Satlantas Polres Malang telah menutup akses jalur menuju Kabupaten Lumajang yang melalui Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang akibat adanya tanah longsor di Piket Nol Kamarkajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus