Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Realisasi produksi minyak dan gas bumi atau lifting migas tahun 2023 berada di bawah target Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, mengatakan lifting minyak pada 2023 hanya 605,5 ribu barel per hari (MBOPD).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Lifting minyak 2023 turun dari capaian 2022 yang sebesar 612 ribu barel per hari. Capain lifting minyak 2023 di bawah target lifting dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 sebesar 660 ribu MBOPD.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Untuk lifting, yang sliding itu minyak. Tidak terlalu tajam turunnya dari tahun 2022. Mudah-mudahan tahun ini dengan strategi-strategi khusus kita bisa naik,” ujar Tutuka dalam konferensi pers di Gedung Migas, Jakarta Pusat, Selasa, 16 Januari 2024.
Menurut Tutuka dibutuhkan langkah-langkah ekstra untuk meningkatkan lifting minyak pada tahun ini.
“Seperti lapangan-lapangan belum dimanfaatkan dan juga sumur-sumur yang belum dimanfaatkan itu perlu kita kerjasamakan untuk bisa meningkatkan produksi,” kata Tutuka.
Sementara lifting gas bumi 2023 mencapai 960 MBOEPD. Walaupun naik dibanding realisasi lifting gas 2022 yang mengapai 955 ribu, lifting gas 2023 masih di bawah target APBN sebesar 1,1 juta MBOEPD. Tidak tercapainya lifting gas bumi, kata Tutuka, bukan karena gasnya tidak ada namun dipengaruhi oleh infrastuktur dan pembeil (offtaker). Berbeda seperti minyak yang dapat disimpan, gas tidak dapat ditahan sehingga ketika diproduksi harus segera dijual ke pembelinya.
“Kalau infratruktur sudah jadi dan offtaker sudah ada, saya kira gambar ini (tabel grafik realisasi) sangat berubah,” ucap Tutuka. “Produksinya tidak maksimal karena dua masalah tadi, infrastuktur dan yang membeli gas.”
Kendati lifting migas di bawah target, Tutuka mengatakan Kementerian terus mengoptimalisasi kinerja produksi migas. Hasilnya, penurunan produksi minyak bumi berkurang menjadi hanya 1,2 persen pada 2023. Adapun lifting gas meningkat 2,2 persen.
“Realisasi investasi hulu migas meningkat 13 persen dibanding tahun 2022, dan melampaui pertumbuhan investasi hulu migas global yang diperkirakan berada di kisaran 6,5 persen,” ucapnya.
Defara Dhanya Paramitha