Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Lotus Tutup Gerai, Aprindo: Industri Retail Masih Tahap Pemulihan

Roy Nicolas Mandey, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), mengaku baru mengetahui rencana penutupan Lotus Department Store milik PT Mitra Adiperksa Tbk (MAP) dari media.

24 Oktober 2017 | 18.22 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar
Keramaian pengunjung berburu diskon saat berbelanja di Lotte Department Store, di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa, 24 Oktober 2017. Retail modern tersebut berencana menutup gerainya pada akhir bulan ini. TEMPO/Zul'aini Fi'id Nurrohmah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicolas Mandey menduga kondisi industri retail saat ini, yang tengah dalam tahap pemulihan, turut memukul sejumlah perusahaan. Hal tersebut pula yang terjadi pada Lotus Department Store, yang akhirnya berencana menutup gerainya di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, akhir bulan ini.

Roy menjelaskan, industri retail pada semester satu tahun ini tumbuh tak sampai 4 persen atau hanya sekitar 3,75 persen. Merespons hal itu, para pengusaha retail hingga kini terus berjuang menggenjot performanya, misalnya dengan meninjau ulang lokasi penjualan. "Lokasi ini hal utama yang diperhatikan saat pertama kali membuka lokasi retail,” ujarnya saat dihubungi Tempo, Selasa, 24 Oktober 2017.

Baca: Lotus Department Store Dikabarkan Tutup, Toko Diserbu Pembeli

Menurut Roy, peninjauan ulang tersebut terkait dengan ketersediaan konsumen dan pasar di lokasi department store. Ia menjelaskan, jika konsumen di sekitar lokasi mal sudah jenuh dan tidak signifikan, seharusnya manajemen memindahkan toko.

Selain itu, kata dia, industri retail saat ini berencana menambah serta mengurangi format department store. Pengurangan atau penambahan tersebut akan mengikuti kebiasaan dan gaya hidup pelanggan.

Terkait dengan penutupan Lotus Departement Store yang dikelola PT Mitra Adiperksa Tbk (MAP), Roy mengaku baru mendengarnya dari media. Hingga saat ini ia mengaku belum mendapat pernyataan resmi dari MAP. “Memang benar MAP merupakan anggota kami (Aprindo), tapi hingga saat ini belum ada pernyataan resmi terkait dengan isu penutupan gerai Lotus Department Store,” tuturnya.

Sebelum Lotus, tercatat sejumlah retail  mengurangi sejumlah gerainya hingga menutup bisnisnya pada tahun ini. Sejumlah nama retail yang menutup gerainya adalah 7 Eleven, Matahari, Hypermart, dan Ramayana.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro sebelumnya menyatakan ditutupnya sejumlah gerai retail belakangan ini tak serta-merta menunjukkan daya beli masyarakat yang melemah. Sebab, menurut dia, yang terjadi saat ini adalah perubahan pola konsumsi masyarakat, dari jual-beli konvensional menjadi jual-beli online.

“Kalau saya dalami, itu (daya beli turun) tidak sepenuhnya benar. Tapi pola konsumsi masyarakat sudah berubah, dari yang sebelumnya datang ke toko, warung, atau mal, menjadi online,” kata Bambang di Balai Sarwono, Jakarta Selatan, pertengahan September lalu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus