Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Md 11 dan jenjang karier

Pesawat md 11 dan airbus 300 seri 600 yang dipesan belum tiba karena guinese patt aviation terancam bangkrut. pengaturan jenjang karier penerbangan terhambat. beberapa pilot md 11 menganggur.

16 Januari 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BARU satu tahun mengendalikan Garuda, Wage Mulyono sudah menghadapi banyak cobaan. Dari soal pemulangan jemaah haji yang kisruh, perbaikan manajemen -- yang prosesnya terhambat di sanasini -- sampai keresahan para penerbang. Bersamaan dengan itu, rencana pengadaan pesawat baru (fleet planning) juga terganggu. Garuda telah memesan enam pesawat badan lebar MD 11, tapi yang baru tiba tiga unit. Rencananya, pesawat keempat datang November 1992, yang kelima dan keenam berturutturut Maret dan April 1993. Tapi pesawat keempat sampai sekarang belum muncul juga. Selain itu, dari 10 unit Airbus 300 seri 600 yang dipesan, sebuah belum diterima. ''Itu semua karena Guinese Patt Aviation (GPA), konsorsium yang memimpin pembelian pesawat MD 11, terancam bangkrut,'' Wage Moelyono menjelaskan pada Dwi S. Irawanto dari TEMPO. Garuda kemudian mengajukan klaim kerugian kepada GPA, yang jumlahnya tak disebutkan Wage. ''Kami yakin, kalau GPA gagal, kami akan dibantu oleh McDonnell Douglas untuk memperoleh dana,'' lanjut direktur utama Garuda itu. Hal ini tak mustahil karena McDonnell Douglas tentu berkepentingan agar MD 11 buatannya terjual. Dana itu akan diusahakan oleh sebuah konsorsium baru. Seperti diketahui, tahun silam Bank Exim AS menyalurkan kredit US$ 500 juta pada Garuda. Pengadaan MD 11 yang terlambat itu secara tak langsung menyebabkan 45 pasang kapten dan kopilot (90 orang) menunggu dalam ketidakpastian. Ini mempengaruhi pengaturan jenjang karier para kopilot, yang mestinya memperoleh promosi di saat penerbang di atasnya sudah terbang dengan pesawat baru. Wage sendiri sulit memadukan fleet planning (yang terkacaukan ini) dengan jenjang karier penerbang. Belum lagi diperhitungkan beberapa pilot yang terpaksa menganggur. Mereka ini berkualifikasi MD 11, bergaji Rp 5,5 juta sebulan, ratarata cuma bisa terbang sekali atau dua kali sebulan, garagara langkanya pesawat. Wage tidak menyangkal kenyataan ini. ''Percayalah, soal ini akan beres kalau MD 11 yang dipesan itu berdatangan. Kalau semua sudah tiba, para pilot akan terbang optimal,'' demikian janjinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus