Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan selama tiga tahun dunia dilanda pandemi Covid-19, sektor pertanian menjadi bantalan atau penopang ekonomi nasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Selama pandemi Covid-19 hanya sektor pertanian yang tumbuh, ini bukan Kementerian Pertanian yang buat data tapi BPS," kata Syahrul Yasin Limpo di Padang, Sabtu, 10 Juni 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hal tersebut disampaikan Syahrul pada pembukaan Penas Tani Ke-XVI yang dipusatkan di Lapangan Udara Sutan Sjahrir, Kota Padang, Sumatera Barat 10 hingga 15 Juni 2023.
Mengingat pertanian menjadi satu-satunya sektor yang tumbuh saat pandemi Covid-19, ia menyampaikan terima kasih kepada gubernur, bupati, wali kota terutama petani dan nelayan se-Indonesia karena membantu menyelamatkan perekonomian nasional.
"Presiden menyampaikan terima kasih sebab kita (pertanian) bisa menjadi bantalan ekonomi serta menjadikan Indonesia negara yang terbaik dalam menghadapi turbulensi Covid-19," kata dia.
Bahkan, berdasarkan data, nilai ekspor Indonesia juga meningkat drastis sekitar enam persen atau dari Rp300 triliun menjadi Rp665 triliun.
Dalam pidatonya, eks Gubernur Sulawesi Selatan Ke-7 tersebut mengatakan kepala negara juga mengimbau dan mendorong pemerintah daerah agar tidak hanya mengandalkan APBN maupun APBD dalam memajukan sektor pertanian.
Pemerintah daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota harus bisa menjalin kerja sama dengan Bank Himbara untuk memajukan pertanian melalui mekanisme kredit usaha rakyat (KUR).
"KUR ini merupakan program Presiden dan mendapat pengakuan dunia sehingga harus dimanfaatkan," ujarnya.
Pada tahun 2020 dana KUR yang digunakan sektor pertanian mencapai Rp55 triliun, dan hanya 0,03 persen pembayaran yang macet. Artinya, petani di Indonesia bisa dipercaya menggunakan dana yang ada di perbankan.
Pilihan Editor: Ekonom Sebut Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Butuh Banyak Prasyarat dan Waktu Panjang
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.