Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Modus Binomo hingga Robot Trading Yakinkan Masyarakat Meski Sudah Diblokir

Satgas Waspada Investasi mengungkapkan modus platform investasi ilegal atau bodong seperti Binomo dalam menggaet masyarakat meski telah diblokir.

7 April 2022 | 00.30 WIB

Sejumlah korban binary option Binomo menggelar aksi unjuk rasa di Mabes Polri, Jakarta, Senin 21 Februari 2022. Melalui akun media sosialnya pada 17 Februari 2022, Indra Kenz menyampaikan permintaan maaf kepada korban yang merasa telah dirugikan atas keberadaan binary option Binomo. TEMPO/Subekti
Perbesar
Sejumlah korban binary option Binomo menggelar aksi unjuk rasa di Mabes Polri, Jakarta, Senin 21 Februari 2022. Melalui akun media sosialnya pada 17 Februari 2022, Indra Kenz menyampaikan permintaan maaf kepada korban yang merasa telah dirugikan atas keberadaan binary option Binomo. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L. Tobing mengungkapkan modus-modus platform investasi ilegal atau bodong seperti Binomo dalam menggaet masyarakat, meski telah diblokir.

Tongam mencontohkan Binomo telah dihentikan kegiatannya sejak 2019. Begitu pula, dengan robot-robot trading. Meski demikian, masih banyak masyarakat yang menjadi korban.

Menurutnya, hal tersebut karena masyarakat seringkali abai melakukan pengecekan legalitas investasi ilegal tersebut. Di sisi lain, investasi ilegal yang telah diblokir pun memiliki cara untuk meyakinkan masyarakat agar tetap berinvestasi.

"Yang jadi masalah saat ini, yang meyakinkan masyarakat agar tetap mengikuti mereka dengan cara kami blokir hari ini, dia bilang perbaikan sistem dan akan migrasi data, padahal kami blokir," ujar Tongam dalam acara Webinar Investasi: Hati-Hati Investasi Bodong, Rabu, 6 April 2022.

"Kemudian, pada bulan berikutnya pada saat kami umumkan [daftar] investasi ilegal yang lain, mereka katakan 'kita kan sudah tidak ada lagi di situ, sudah lepas dari investasi ilegal'," katanya.

Seharusnya, kata Tongam, masyarakat memang harus melakukan pengecekan kebenarannya. Oleh karena itu, dia meminta agar masyarakat ada kepedulian untuk melakukan pengecekan. Edukasi terkait hal ini akan berhasil bila masyarakat memiliki kepedulian.

"Jangan mengharapkan orang lain mengedukasi kita karena bagaimanapun kita sudah mempunyai alat untuk menggalang informasi sebanyak mungkin melalui gadget. Oleh karena itu, kita aware, edukasi diri sendiri, tahu risikonya," katanya.

BISNIS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus