Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Medan - Pembangunan overpass di Jalan Stasiun, Kota Medan, untuk mengatasi kemacetan sekaligus mendukung penggunaan transportasi umum dimulai 5 Oktober lalu. PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI Divisi Regional 1 Sumatra Utara melakukan rekayasa akses keluar-masuk pelanggan ke Stasiun Medan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Manager Humas KAI Divre 1 SU, Anwar Solikhin menyebut, kendaraan pengantar dapat menurunkan atau menjemput pelanggan di area drop off yang telah disediakan yakni: drop off 1 di Titi Gantung, drop off 2 di Tugu Kereta Api dan drop off 3 di pintu masuk kereta bandara di Jalan Jawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, akses utama drop off di tengah stasiun, tepatnya di depan Lapangan Merdeka. Pembangunan overpass sepanjang 231,72 meter berimbas pada akses utama Stasiun Medan, maka akses harus dialihkan.
Selain rekayasa akses keluar-masuk, PT KAI Divre 1 SU mengimbau pelanggan yang sudah memesan tiket mengatur waktu keberangkatannya agar tidak terlambat ke stasiun.
"Agar tidak terlambat ke stasiun karena adanya pengerjaan overpass dan pengalihan arus lalu lintas di sekitar Stasiun Medan, kami mengimbau pelanggan supaya mengatur waktu perjalanannya. Minimal satu jam sebelum keberangkatan sudah di stasiun," kata Anwar, Senin, 16 Oktober 2023.
PT KAI Divre 1 SU, masih kata Anwar, mendukung program Pemerintah Kota Medan melakukan tata kota khususnya pengembangan Stasiun Medan dengan pembangunan overpass.
Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Kota Medan mulai membangun overpass Jalan Stasiun. Proyek yang dananya berasal dari APBD Kota Medan sebesar Rp67 miliar ini, adalah upaya mendukung terwujudnya Indonesia emas di 2045, sesuai cita-cita Presiden Jokowi.
"Harus kita siapkan dari sekarang infrastruktur dan SDM-nya. Indonesia akan menjadi negara maju dan diprediksi menjadi kekuatan ekonomi keempat terbesar di dunia," kata Wali Kota Medan Bobby Nasution.
Dia mengharapkan dukungan masyarakat agar pembangunan selesai tepat waktu dan meminta maaf jika selama pengerjaan menimbulkan kemacetan.
"Kita harus bisa menyelesaikan masalah klasik seperti banjir dan kemacetan. Saya mengharapkan dukungan masyarakat agar pembangunan ini cepat selesai," harapnya.
Kepala Dinas SDABMBK Kota Medan Topan Ginting menambahkan, overpass merupakan jembatan di atas jalan yang dibangun tidak sebidang tanah atau melayang. Tujuannya memecah arus lalu lintas, mengurangi volume kendaraan dan digunakan sebagai area drop off penumpang kereta api. Bagian bawah overpass menjadi pedestrian yang terintegrasi dengan rencana pembangunan Bus Rapid Transit (BRT).
"Rencananya dibangun dalam 15 bulan. Panjangnya 231 dan lebar 12,5 meter. Nantinya, overpass hanya bisa meneruskan ke arah selatan menuju Pasar Ikan Lama," kata Topan.