Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SAAT ini semakin banyak masyarakat yang berminat terhadap berbagai jenis instrumen investasi sebagai bagian dari perencanaan keuangan mereka. Salah satu opsi menarik adalah investasi jangka panjang. Banyak orang memilih investasi jangka panjang dengan tujuan menanamkan kekayaan demi mendapatkan penghasilan tetap di masa depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Investasi jangka panjang berperan penting dalam pengaturan keuangan pribadi. Melalui kegiatan investasi jangka panjang, seseorang dapat menciptakan sumber pendapatan pasif yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti untuk pembelian properti, dana pendidikan anak, hingga dana pensiun pada hari tua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagi Anda yang berminat memulai investasi jangka panjang, berikut ini adalah informasi mengenai pengertian investasi jangka panjang, jenis, risiko, dan perbedaannya dengan investasi jangka pendek.
Pengertian Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang alias long-term investment adalah jenis investasi yang ditanamkan untuk periode yang lebih panjang, biasanya di atas tiga dan lima tahun. Dana yang diinvestasikan dalam jangka panjang umumnya tidak dapat dicairkan sebelum mencapai jatuh tempo investasi.
Manfaat investasi jangka panjang biasanya terwujud setelah waktu yang cukup lama. Karena itu, investasi ini kurang cocok bagi investor yang memerlukan dana cepat. Sebab, tujuan utama investasi jangka panjang adalah pertumbuhan nilai investasi yang signifikan seiring dengan berjalannya waktu.
Suasana pameran Indonesia Properti Expo 2023 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, 14 Februari 2023. TEMPO/Tony Hartawan
Jenis Investasi Jangka Panjang
Ada beberapa jenis investasi jangka panjang yang bisa dipilih investor. Sejumlah jenis investasi jangka panjang ini bisa Anda pilih sesuai dengan kebutuhan, di antaranya:
1. Saham
Saham adalah bukti kepemilikan yang diberikan kepada investor dalam sebuah perusahaan berbentuk perseroan terbatas. Selain menerima dividen, pemegang saham memiliki kesempatan meraih keuntungan dengan memperdagangkan saham di bursa saham.
2. Obligasi
Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh peminjam, baik perusahaan swasta, badan usaha milik negara, maupun pemerintah. Obligasi dimiliki investor dalam bentuk surat berharga. Bagi perusahaan, obligasi merupakan sarana untuk mendapatkan dana guna meningkatkan usahanya. Bagi para pemberi pinjaman, obligasi merupakan alternatif investasi yang menjanjikan.
3. Properti
Properti dianggap sebagai salah satu instrumen investasi jangka panjang dengan nilai yang signifikan dan potensi pendapatan pasif. Properti juga memiliki potensi apresiasi nilai yang cenderung meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Meski demikian, investasi pada properti memiliki risiko, seperti modal besar, biaya perawatan, dan pajak yang tinggi.
4. Emas
Emas banyak diincar sebagai instrumen investasi jangka panjang. Harga emas yang cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun menjadikannya menarik bagi investor. Kestabilan harga emas dan potensi peningkatan nilainya menjadikannya aset investasi yang menguntungkan.
5. Reksa Dana Campuran
Reksa dana ada kemungkinan menjadi alternatif yang cocok bagi individu yang memiliki keterbatasan waktu atau pengetahuan dalam mengelola investasi mereka. Biasanya investasi ini dikelola oleh seorang manajer investasi (MI). Reksa dana memiliki beragam jenis, termasuk reksa dana campuran. Pada jenis ini, MI akan mengalokasikan dana investor ke berbagai jenis efek, seperti pasar uang (deposito), ekuitas (saham), dan surat utang (obligasi). Reksa dana campuran sesuai bagi investor dengan profil risiko moderat yang ingin berinvestasi dalam jangka panjang.
6. Reksa Dana Saham
Reksa dana saham secara khusus mengalokasikan mayoritas dana pada saham (80 persen), sedangkan sisanya (20 persen) ditempatkan pada instrumen lain, seperti pasar uang dan obligasi. Karena berfokus pada saham, tingkat risiko dan hasil investasi reksa dana ini akan mencerminkan pergerakan pasar saham. Karena itu, reksa dana saham sangat cocok untuk investasi jangka panjang.
Seorang petugas menunjukkan koleksi emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, 29 Agustus 2023. TEMPO/Tony Hartawan
Risiko Investasi Jangka Panjang
Sebagian investor memilih investasi jangka panjang karena berharap nilai uang mereka terus meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini menjadikan hasil investasi jangka panjang lebih menarik. Namun, di sisi lain, investasi jangka panjang memiliki banyak risiko. Mengutip buku Manajemen Keuangan karya Moh. Zaki Kurniawan, berikut adalah beberapa risiko investasi jangka panjang, antara lain:
1. Risiko Pasar
Risiko pasar, yang juga disebut sebagai risiko sistematis, terjadi karena sentimen keuangan. Risiko pasar yang ekstrem dari investasi jangka panjang adalah kerugian modal. Penyebab risiko pasar antara lain terjadinya masalah politik atau resesi ekonomi.
2. Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga pada investasi jangka panjang dapat timbul karena nilai relatif aset berbunga, seperti pinjaman dan obligasi memburuk ketika terjadi kenaikan suku bunga. Risiko ini biasanya dapat diukur dengan jangka waktu obligasi.
3. Risiko Inflasi
Risiko ini juga dikenal dengan risiko daya beli. Hal ini terkait dengan kenaikan harga konsumsi yang menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Alasan utamanya adalah uang terlalu banyak beredar di masyarakat.
4. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas didefinisikan sebagai risiko yang disebabkan oleh sulitnya pemberi pinjaman menyediakan uang tunai dalam jangka waktu tertentu, sehingga kesulitan mengembalikan investasi para investor.
5. Risiko Valas
Risiko valas atau risiko tukar mata uang asing adalah risiko yang disebabkan oleh dinamika perubahan nilai tukar di pasar. Ketika nilai mata uangnya menurun, dan dikonversikan ke mata uang domestik, nilai tukarnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
6. Risiko Negara
Risiko negara juga bisa disebut dengan risiko politik. Jika negara berada dalam situasi genting, investasi jangka panjang bisa gagal. Sebab, investasi akan sehat jika keamanan negara dalam keadaan kondusif.
Perbedaan Investasi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Bagi seorang investor, memahami perbedaan antara investasi jangka panjang dan investasi jangka pendek merupakan hal yang sangat penting. Hal ini bertujuan agar investasi yang dipilih sesuai dengan tujuan yang diinginkan dan memastikan bahwa instrumen investasi yang digunakan tepat untuk jangka waktu yang diinginkan. Berikut adalah beberapa perbedaan antara investasi jangka panjang dan jangka pendek.
1. Waktu
Investasi jangka panjang adalah jenis investasi yang memerlukan waktu yang paling lama, sering kali melebihi lima tahun. Sedangkan investasi jangka pendek memiliki waktu penanaman modal satu tahun atau lebih singkat.
2. Keuntungan
Karena perbedaan waktu investasi, terdapat perbedaan dari segi tingkat keuntungan di antara kedua jenis investasi ini. Investasi jangka pendek dapat menghasilkan keuntungan lebih cepat, meskipun hal ini sangat tergantung pada instrumen yang dipilih. Sedangkan investasi jangka panjang berisiko lebih tinggi, tapi dengan potensi imbal hasil yang lebih besar. Karena itu, investasi jangka panjang sering dijadikan pilihan bagi mereka yang mencari hasil yang signifikan.
3. Tujuan
Tujuan investasi juga sangat berkaitan dengan jangka waktu yang diinginkan. Investasi jangka pendek umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal dalam waktu yang singkat. Sedangkan investasi jangka panjang sering kali merupakan pilihan terbaik untuk mempersiapkan dana pensiun karena memiliki waktu yang cukup panjang untuk pertumbuhan investasi.
RIZKI DEWI AYU