Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kemalasan sosial atau social loafing istilah yang muncul setelah laporan riset ahli pertanian Prancis Max Ringelmann mempelajari kinerja kelompok, dikutip dari Verywell Mind.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Max Ringelmann meminta peserta dalam risetnya untuk menarik tali sendiri maupun berkelompok. Ketika orang menjadi bagian dari kelompok akan sedikit upaya menarik tali daripada saat bekerja secara individu. Saat berkelompok seseorang cenderung bersikap malas, karena sebagian yang lain bisa mengerjakan.
Penyebab social loafing
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Kurang Motivasi dan Pembagian Tanggung Jawab
Dikutip dari publikasi Social Loafing Dalam Mengerjakan Tugas Kelompok Ditinjau dari The Big Five Personality Traits pada Mahasiswa, orang-orang yang kurang termotivasi oleh suatu tugas cenderung membiarkan dirinya dalam kemalasan sosial ketika menjadi bagian dari suatu kelompok. Orang yang cenderung malas ketika berkelompok, karena merasa kurang bertanggung jawab secara pribadi terhadap tugas. Kecenderungan memandang upaya individu berdampak kecil terhadap hasil keseluruhan.
2. Ketaksesuaian Kelompok
Dalam kelompok kecil, orang-orang cenderung merasa upayanya penting, sehingga ingin berkontribusi lebih banyak. Namun, makin besar kelompoknya, semakin sedikit upaya individu yang ingin dilakukan.
3. Meniru Orang Lain
Muncul dorongan tidak ingin terjebak melakukan semua pekerjaan. Dorongan ini biasanya berada dalam kelompok orang-orang berprestasi tinggi yang mampu mengendalikan segalanya. Itu sebabnya, orang tertentu merasa malas, karena membiarkan mereka yang lainnya menangani semua pekerjaan.
Mencegah Kemalasan Sosial
Kemalasan sosial bisa dibatasi dengan membangun tanggung jawab individu. Dikutip dari Verywell Mind, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meminimalkan social loafing.
1. Membangun tanggung jawab individu.
2. Membuat kelompok kecil untuk membantu.
3. Menetapkan standar dan aturan yang jelas.
4. Mengevaluasi kinerja individu dan kelompok
5. Menyoroti pencapaian anggota individu
Pilihan Editor: Terasa Malas Saat Berkelompok, Apa Itu Kemalasan Sosial?