Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Pertamina: 2030, Indonesia akan Kehabisan Cadangan Minyak Bumi

Pertamina menyatakan Indonesia diperkirakan akan kehabisan cadangan minyak bumi pada tahun 2030.

6 Maret 2019 | 11.19 WIB

Petugas TBBM Tenau melakukan proses penyaluran BBM di Pelabuhan Kupang, Nusa Tenggara Timur, 7 November 2018. Pulau Sabu adalah pulau terluar di bagian selatan Indonesia yang terletak di antara Pulau Sumba dan Pulau Rote. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Perbesar
Petugas TBBM Tenau melakukan proses penyaluran BBM di Pelabuhan Kupang, Nusa Tenggara Timur, 7 November 2018. Pulau Sabu adalah pulau terluar di bagian selatan Indonesia yang terletak di antara Pulau Sumba dan Pulau Rote. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pertamina Unit Manager Communication & CSR MOR I, Roby Hervindo mengatakan Indonesia diperkirakan kehabisan cadangan minyak bumi pada tahun 2030. Hal itu, terlihat dari cadangan minyak bumi Indonesia yang saat ini hanya sekitar 3,3 miliar barel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sementara konsumsi BBM terus meningkat mencapai sekitar 1,6 juta barel per hari. Di Sumatera Bagian Utara sendiri, konsumsi BBM pada 2018 meningkat sebesar 3,5 persen dibanding 2017," kata Roby dalam keterangan tertulis, Rabu, 6 Maret 2019.

Menurut dia, agar konsumsi energi lebih efisien, perlu dibangun kesadaran konservasi energi. Untuk itu Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I bersama Fakultas Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara (USU) mengadakan seminar bertema K3 dan Konservasi Energi pada Industri Migas. Acara dilaksanakan di Aula Pascasarjana Teknik Mesin USU.

Roby mengatakan bahwa masyarakat perlu menggunakan energi dengan efisiensi dan rasional. “Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat menimbulkan kesadaran akan konservasi energi. Tentunya tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar-benar diperlukan,” ujarnya.

Roby mengatakan Pertamina MOR I juga menerapkan konservasi energi dalam operasinya. Diantaranya melalui program penggantian Refrigerant R-22 dengan Musicool yang lebih ramah lingkungan. Beragam program konservasi energi di MOR I, kata dia, menghasilkan penghematan senilai Rp 890 juta.

Sementara Pertamina Geothermal Energy (PGE) Kamojang, menerapkan teknologi Mikro Hidro untuk pembangkit listrik. Sehingga menghasilkan penghematan energi listrik sebesar 1.095 kWh per enam bulan.

“Pertamina juga mengembangkan Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Sebagai alternatif energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Ini mendukung gerakan pemerintah mengurangi emisi karbon sebanyak 17 persen pada tahun 2030,” kata Roby.

Melalui seminar ini para mahasiswa dan mahasiswi pun dapat mengenal pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Sehingga para calon tenaga kerja ini nantinya dapat mempraktikkannya dalam kegiatan sehari-hari.

Astisten Manager HSSE Operation, Ruli Handoko, mengatakan dengan menerapkan K3 dapat meningkatkan produktivitas kerja. “Pengawasan K3 sangat penting dilakukan semua pihak, sehingga dapat mengurangi kecelakaan kerja. Kesadaran akan pentingnya K3 ini yang ingin kami tularkan pada mahasiswa USU,” ujar Ruli.

Baca berita tentang Pertamina lainnya di Tempo.co.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus