Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Damri, Setia N. Milatia Moemin mengatakan optimistis dapat menaikkan laba perusahaan hingga 300 persen di akhir tahun. "Sampai kuartal ketiga laba bersih kami sudah mencapai Rp 21 miliar. Kuartal keempat belum selesai, mudah-mudahan bisa tercapai target itu untuk profit bersih di luar pajak," ujar Setia di Pool Kemayoran Damri, Senin, 26 November 2018.
Baca: Bus Damri Buka Rute Baru, dari Depok ke Bandara
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dia menjelaskan, pada 2017 keuntungan Damri tercatat hanya Rp 7 miliar. Dengan efisiensi yang dilakukan, keuntungan Damri dapat meroket hingga 300 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Optimalisasi yang dilakukan antara lain menerapkan revenue dan cost control secara digital. Sehingga, hal yang dilakukan Perum Damri saat ini, kata dia, lebih tersistem.
"Untuk cost control kami bekerja sama dengan Pertamina Lubricant, lalu beberapa supplier kami yang sifatnya bukan vendor biasa, tapi produsen. Kami memotong biaya di situ dan memotong jalur distribusi," ujar Setia.
Selain itu, bus-bus tua yang sudah tidak terpakai, dijadikan bus hotel. Sehingga, bus-bus tersebut tetap produktif menghasilkan uang untuk Damri. Setia menyebutkan ada 70 bus yang dijadikan bus hotel.
Untuk mengejar target tersebut, kata Setia, Damri mengucurkan investasi Rp 300 juta untuk menyulap satu buah bus tua menjadi hotel. "Operatornya nanti akan dilakukan oleh BUMN yang memang kompetensinya di bisnis hotel. Kami bagi hasil dan investasi," tutur dia.
Ada beberapa BUMN yang berkompeten untuk menjadi operator bus hotel ini. Setia menyebutkan PT Patra Jasa merupakan salah satu kandidat operator bus hotel ini.
Selain itu, kata Setia, ada pula target yang belum tercapai. "Untuk digitalisasi kami belum sampai 100 persen sampai Desember. Yang dimaskud digitalisasi sampai saat ini yang sudah selesai adalah proses bisnis Damri," ujarnya.
Perum Damri masih menyempurnakan proses digitalisasi, antara lain memberlakukan sistem tiket elektronik atau e-ticketing. Program ini sudah jalan di lima kota besar.
Proses digitalisasi lain yang belum rampung yaitu costumer related management. Dia menjelaskan, data tersebut merupakan data base penumpang Perum Damri. "Sehingga kami punya database yang kuat," ucap dia.