Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tanjung Selor -Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie menilai selama ini PT. PLN lamban, khususnya merespon setiap masalah kelistrikan. "Selama ini kerja PLN saya nilai lamban. Kita harus kerja cepat. Utamanya setiap terjadi masalah. Harus direspons cepat," ujarnya di Tanjung Selor, Selasa ketika beraudensi dengan jajaran manajemen PT PLN wilayah Kaltim-Kaltara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mencontohkan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas atau PLTMG dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU di Tanjung Selor yang sudah sudah lama dimulai lama, dan sempat mangkrak. "Kemudian ketika saya masih menjadi Penjabat Gubernur Kaltara, saya sempat laporkan ini langsung kepada Presiden. Kemudian Menteri BUMN Rini Soemarno menginstruksikan Dirut PLN untuk melanjutkan pembangunan PLTMG yang seharusnya mulai beroperasi 2018," ujarnya.
Dalam pertemuan itu, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Kaltim-Kaltara Djoko Dwijatno dan GM Unit Induk Pembangunan Muhammad Ramadhansyah menyampaikan laporan mengenai kondisi kelistrikan dan juga progres pembangunan infrastruktur pembangkit di Kaltara.
Salah satunya dilaporkan, soal PLTMG 2x7,5 Megawatt di Tanjung Selor yang sekarang sudah komisioning atau uji coba mesin. Direncanakan akhir Juli atau paling lambat akhir Agustus 2018 sudah bisa dioperasikan.
Kemudian PLTU di Gunung Seriang (Tanjung Selor), Malinau dan Nunukan yang dilaporkan juga sudah bisa dioperasikan paling lambat akhir 2019, termasuk disampaikan persoalan terjadinya pemadaman bergilir di Pulau Bunyu.
PT PLN telah memberikan jaminan, akan mendatangkan generator pengganti dari Pulau Sebatik ke Pulau Bunyu. Rencananya, generator itu akan diberangkatkan dari Pulau Sebatik pada Selasa subuh, 18 Juni 2019, dengan menggunakan kapal. Sedangkan estimasi proses pemasangannya akan memakan waktu seminggu, hingga benar-benar normal beroperasi.