Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengajak seluruh mantan Presiden Republik Indonesia, seperti Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) untuk ikut mengawasi Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Danantara adalah kekuatan energi masa depan, dan ini harus kita jaga bersama. Oleh karena itu, saya minta semua Presiden sebelum saya berkenan ikut menjadi pengawas di dana ini,” kata Prabowo dalam sambutannya pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-17 Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) di Sentul, Jawa Barat, Sabtu, 15 Februari 2025, seperti dikutip dari Antara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, Presiden juga meminta organisasi kemasyarakatan (ormas) berbasis keagamaan, seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) untuk ikut mengawasi pengelolaan dana kekayaan negara di Danantara.
“Saya juga berpikir kalau pimpinan NU, Muhammadiyah, pimpinan mungkin dari KWI dan sebagian lain-lain ikut juga membantu mengawasi,” ucap Prabowo.
Adapun Danantara merupakan superholding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang pembentukannya diatur dalam Undang-Undang BUMN, yang sudah disahkan dalam rapat paripurna ke-12 Masa Sidang II 2025 pada Selasa, 4 Februari 2025. Kebijakan tersebut adalah revisi ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN.
Prabowo menjelaskan bahwa berdasarkan data yang disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir, dividen BUMN pada 2024 sebesar Rp 300 triliun.
“Beliau (Erick) mengatakan Rp 100 triliun sebaiknya Pak, dikembalikan ke BUMN untuk modal kerja selanjutnya. Saya setuju, berarti kita punya Rp 200 triliun, dan ini tidak kita pakai, kita akan investasi,” ujar Prabowo dalam acara World Governments Summit 2025 secara virtual di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Jumat, 14 Februari 2025.
Pada kesempatan sebelumnya, Presiden mengungkapkan bahwa Danantara sebagai sovereign wealth fund atau dana investasi pemerintah akan mengelola lebih dari US$ 900 miliar aset dalam pengelolaan atau asset under management (AUM). Dia mengatakan, initial funding atau pendanaan awal Danantara diproyeksikan sebesar US$ 20 miliar.
“Pendanaan awal di tahun ini akan mencapai US$ 20 miliar. Saya rasa ini akan menjadi langkah yang transformatif. Kami berencana untuk memulai sekitar 15 sampai 20 proyek bernilai miliar dolar AS, yang akan menciptakan nilai tambah signifikan bagi negara kami,” kata Prabowo.
Dana yang dikelola Danantara akan diinvestasikan pada proyek-proyek berkelanjutan di berbagai sektor. Proyek-proyek yang dinilai berdampak besar terhadap perekonomian tersebut diharapkan mampu berkontribusi pada pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen dalam kurun waktu lima tahun mendatang.
Lebih lanjut, Prabowo menuturkan bahwa Danantara akan diluncurkan pada Senin, 24 Februari 2025.
“Danantara yang akan diluncurkan pada 24 Februari bulan ini, akan menginvestasikan sumber daya alam dan aset negara kita ke dalam proyek-proyek yang berkelanjutan dan berdampak tinggi di berbagai sektor, seperti energi terbarukan, manufaktur canggih, produksi pangan, industri hilir, dan lain-lain,” ucap Prabowo.