Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Realisasi Utang Maret Melonjak 3 Kali Lipat, Sri Mulyani Sebut Strategi Front Loading

Sri Mulyani menyebut tingginya penarikan utang di periode awal anggaran sebagai strategi frontloading.

11 April 2025 | 12.48 WIB

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto, di Istana Negara, Jakarta,  19 Maret 2025. Tempo/Imam Sukamto
Perbesar
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto, di Istana Negara, Jakarta, 19 Maret 2025. Tempo/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap realisasi pembiayaan anggaran sampai akhir Maret 2025 mencapai Rp 250 triliun atau setara 40,6 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Realisasi pembiayaan utang sendiri tercatat sebesar Rp 270,4 triliun atau 34,8 persen dari APBN. Pembiayaan utang berupa penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 282,6 triliun atau 44 persen dari APBN. Sedangkan pembiayaan non-utang tercatat sebesar Rp 20,4 triliun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sri Mulyani mengakui adanya lonjakan utang. Namun, dia mengklaim ini sebagai strategi front loading yaitu menarik utang dalam jumlah besar di awal periode anggaran. Menurut Sri, strategi ini dilakukan demi mengantisipasi kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menimbulkan ketidakstabilan pasar global. “Jadi kalau kami melakukan front loading bukan karena tidak punya uang, itu memang strategi dari issuance untuk mengantisipasi ketidakpastian yang pasti akan membuat kenaikan,” ucap Sri Mulyani dalam acara Sarasehan Ekonomi pada Selasa, 8 April 2025 di Jakarta, dikutip dari siaran YouTube Sekretariat Presiden.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menyoroti besarnya jumlah utang yang sudah ditarik pemerintah dalam waktu tiga bulan pertama tahun anggaran. Menurut Awalil, Menteri Keuangan seharusnya bersikap jujur dengan mengatakan pemerintah sedang kesulitan arus kas sehingga harus berutang lebih awal.

“Sebenarnya wajar jika pada waktu-waktu tertentu pemerintah kesulitan arus kas, dan terpaksa berutang lebih awal. Namun cara penjelasan yang terkesan denial, mengatakan segalanya masih baik dan sesuai rencana, bukan tindakan bijak,” ucap Awalil kepada Tempo pada Kamis, 10 April 2025. Menurut Awalil, para investor bisa membaca situasi ini. Risikonya, kata dia, pemerintah akan lebih sulit mencari utang baru pada bulan-bulan mendatang.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus