Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Riset ITB: Halyu Berimbas ke Penjualan Skincare Korea di RI

Riset Sekolah Bisnis Manajemen ITB menyatakan Korean Wave atau Halyu berimbas pada penjualan skincare dan makanan Korea di Indonesia.

24 Januari 2020 | 18.53 WIB

Rangkaian kosmetik buatan Korea Utara dipajang di meja rias Kang Na-ra, di Seoul, Korea Selatan, 11 Juni 2019. Saat ini Kang menjadi Youtuber yang sering mengulas tips kecantikan, dan juga budaya Korea Utara. REUTERS/Kim Hong-Ji
Perbesar
Rangkaian kosmetik buatan Korea Utara dipajang di meja rias Kang Na-ra, di Seoul, Korea Selatan, 11 Juni 2019. Saat ini Kang menjadi Youtuber yang sering mengulas tips kecantikan, dan juga budaya Korea Utara. REUTERS/Kim Hong-Ji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Riset yang dilakukan Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) menyatakan "Korean Wave" (Halyu) atau tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai negara di dunia berimbas pada penjualan skincare (perawatan kulit, khususnya wajah) dan makanan asal Korea di Indonesia.

Ketua Kelompok Keahlian Bisnis Strategi dan Marketing SBM ITB, Reza Ashari Nasution Ph.D, Jumat, 24 Januari 2020, mengatakan hasil tersebut berawal dari peneliti Pusan University Korea yang tergabung dalam Global Research Network melakukan penelitian bersama dengan peneliti Amerika Serikat, Malaysia, dan Indonesia.

Untuk Indonesia, penelitian dilakukan Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB).

Penelitian yang dimulai Januari 2019 ini meneliti tentang bagaimana cara UKM dan startup Korea Selatan bisa memasuki pasar Indonesia dan Malaysia serta meningkatkan market share produk-produknya.

“Penelitian menggunakan studi literatur, wawancara, dan analisis big data dari 500 ribu entri data di berbagai macam sosial media platform,” ujar Reza.

Analisis big data tersebut hingga kini masih berlangsung dan dia memprediksi, analisis baru selesai pada Februari dan Maret 2020.

Namun hasil penelitian dengan menggunakan metode studi literatur dan wawancara, sudah keluar dan dipublikasikan dalam seminar internasional “Opportunities and Challenges in Indonesian and Malaysian Markets for Korean Firms” di Auditorium SMB ITB beberapa waktu lalu.

Dalam acara tersebut, peneliti dari Multimedia University Malaysia, Robert Jeyakumar Nathan menyampaikan hasil penelitiannya.

Korean Wave atau yang biasa disebut budaya pop Korea seperti K-Pop dan J-drama memengaruhi anak muda Malaysia dalam pembelian skincare dan kosmetik Korea. Produk-produk itu pun kini eksis di Malaysia.

Tak berbeda jauh dengan Malaysia, peneliti SBM ITB menemukan hal serupa di Indonesia. Korean Wave atau Halyu menceritakan budaya dan gaya hidup masyarakat Korea.

Budaya dan gaya hidup itu mudah dicerna dan mirip dengan keseharian anak muda di Indonesia. Kondisi ini menginspirasi dan membuat orang Indonesia berkeinginan untuk budaya Korea.

“Ada akultrasi budaya dari Korea yang diemulasi oleh anak muda di Indonesia,” kata Robert.

Hal ini juga berpengaruh positif terhadap penjualan produk-produk Korea seperti skincare, kosmetik, makanan, dan pakaian sebab artis yang mereka tonton menjadi brand ambassador produk tersebut.

Begitu dicoba, produk yang anak muda Indonesia beli kualitasnya bagus dan cocok dan hal ini membuat Korean Wave dan produk Korea menjadi saling menguatkan.

Ke depan, hasil penelitian ini bisa dipelajari dan dimanfaatkan UKM Indonesia untuk go internasional.

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus