Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

RUPTL PLN 2021-2030 Terbit, Menteri ESDM: Lebih Hijau

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pemerintah telah menerbitkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik atau RUPTL PLN 2021-2030.

5 Oktober 2021 | 14.20 WIB

Menteri ESDM Arifin Tasrif saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 19 Januari 2021. Rapat tersebut membahas strategis program kerja Kementerian ESDM tahun 2021 serta evaluasi kinerja Kementerian ESDM Tahun 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 19 Januari 2021. Rapat tersebut membahas strategis program kerja Kementerian ESDM tahun 2021 serta evaluasi kinerja Kementerian ESDM Tahun 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan pemerintah telah menerbitkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik atau RUPTL PLN 2021-2030, dengan memperbesar porsi pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT).

"RUPTL PLN 2021-2030 saat ini merupakan RUPTL lebih hijau, karena porsi penambahan pembangkit EBT sebesar 51,6 persen, lebih besar dibandingkan penambahan pembangkit fosil sebesar 48,4 persen," kata Arifin dalam konferensi pers virtual, Selasa, 5 Oktober 2021.

Dia menuturkan target bauran EBT dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) adalah 23 persen pada 2025. Sedangkan realisasi yang hingga akhir 2020 baru mencapai sekitar 14 persen.

"Menjadi perhatian serius dari Pemerintah untuk penyediaan tenaga listrik ke depan," ujarnya.

Pemerintah Indonesia, kata Arifin, terus terlibat aktif dalam memenuhi Paris Agreement. Dia mengatakan tuntutan untuk industri menggunakan energi yang hijau dan penyediaan listrik dari sumber energi yang rendah karbon menjadi tantangan tersendiri dalam penyediaan energi di Indonesia.

Pertumbuhan perekonomian yang terdampak pandemi Covid-19 juga berdampak pada pertumbuhan listrik yang menyebabkan beberapa sistem besar seperti sistem kelistrikan Jawa-Bali dan sistem Sumatera berpotensi over supply.

"Oleh karena itu pertumbuhan listrik pada RUPTL sebelumnya sudah tidak sesuai, untuk itu pada RUPTL PLN 2021-2030 diproyeksikan hanya tumbuh rata-rata sekitar 4,9 persen, dari yang sebelumnya 6,4 persen," ujarnya.

Program 35.000 MW, kata dia, juga berjalan terus dan dalam dua tahun ke depan akan masuk sekitar 14.700 MW yang sebagian besar dari PLTU Batu bara. Selain itu, data per akhir Juni 2021, rasio elektrifikasi rata-rata nasional telah mencapai 99,37 persen.

"Namun, masih terdapat beberapa provinsi yang masih perlu perhatian khusus yaitu Provinsi Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua," kata Arifin.

Dia menekankan bahwa berbagai tantangan tersebut menjadi pertimbangan dalam penyusunan RUPTL PLN 2021-2030. Dari serangkaian diskusi yang cukup panjang antara Pemerintah dan PT. PLN (Persero) serta memperhatikan masukan dari Kementerian dan Lembaga terkait, maka telah berhasil dirumuskan RUPTL PLN 2021-2030 yang disahkan melalui Keputusan Menteri ESDM nomor 188.K/HK.02/MEM.L/2021 tanggal 28 September 2021.

"Dengan memperhatikan kondisi PLN, RUPTL PLN 2021-2030 dapat menjawab semua permasalahan di sektor ketenagalistrikan," kata dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pemerintah memutuskan bahwa RUPTL ini membuka peran pembangkit listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) lebih besar termasuk dalam pengembangan pembangkit berbasis EBT. Hal itu merupakan upaya mencapai target penambahan pembangkit sebesar 40,6 GW selama 10 tahun ke depan dan mempertimbangkan keterbatasan kemampuan investasi PLN.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam RUPTL ini tidak ada lagi rencana PLTU baru kecuali yang sudah comitted dan konstruksi. Hal ini juga membuka ruang yang cukup besar untuk pengembangan EBT menggantikan rencana PLTU dalam RUPTL sebelumnya.

"Dengan kecenderungan harga PLTS yang semakin murah dan masa pembangunan lebih cepat, untuk pencapaian target 23 persen bauran EBT pada tahun 2025, porsi PLTS didorong lebih besar dibanding RUPTL sebelumnya," ujar Arifin.

Selain itu, pencapaian target bauran EBT akan dipenuhi oleh Cofiring PLTU dengan biomassa dengan tetap memperhatikan lingkungan untuk ketersediaan feedstock.

Baca Juga: ESDM Terbitkan Regulasi Terbaru Dorong Pengembangan PLTS Atap

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus