Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengajak semua stakeholder menyambut masa panen raya padi dan jagung yang diperkirakan terjadi mulai Maret 2024. Kementan dan Bapanas memprediksi hasil produksi dua komoditas tersebut akan melimpah tahun ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kesiapan dan kolaborasi sangat penting guna mengamankan produksi padi dan jagung yang melimpah sehingga ketersediaan stok dalam negeri aman dengan harga yang menguntungkan petani," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman lewat keterangan tertulis pada Ahad, 4 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amran mengaku optimistis panen raya mendatang dapat menghasilkan produksi yang cukup baik. Melansir data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2024, pemerintah memperkirakan produksi beras mencapai 3,51 juta ton. Sehingga angkanya berada di atas kebutuhan bulanan sebesar 2,5 juta ton dan pada bulan tersebut akan terjadi surplus sekitar 970 ribu ton.
Menurut Amran, masa tanam padi juga sudah berjalan maksimal di sejumlah wilayah. Artinya, kata dia, tiga bulan ke depan Indonesia akan memasuki masa panen. Sementara Maret hingga April adalah puncak panen.
"Desember kemarin, kami tanam padi 1,5 juta hektar. Indonesia cukup tanam 1 juta hektar per bulan, itu sudah aman karena itu produksinya 2,5 juta sampai 3 juta ton beras,” kata Amran.
Selanjutnya: Berdasarkan KSA BPS, komoditas jagung diperkirakan mengalami....
Berdasarkan KSA BPS, komoditas jagung diperkirakan mengalami surplus sekitar 600 ribu ton. Dengan perkiraan produksi 1,95 juta ton dan kebutuhan 1,35 juta ton, Amran berujar produksi jagung pada Maret 2024 lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada 2022.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan seluruh stakeholder harus bersiap untuk mengoptimalkan penyerapan hasil panen di masa panen raya. Bapanas dan Kementan saat ini sedang mempersiapkan penyerapan hasil panen yang mulai tinggi bulan Maret 2024.
"Harus lakukan koordinasi bersama BUMN di bidang pangan, Bulog, private sector, penggiling padi, pengusaha jagung, perusahaan pakan ternak, seluruh kementerian dan lembaga terkait," ujar Arief.
Menurutnya, antisipasi panen yang mulai terjadi pada Maret mendatang menjadi krusial untuk menjaga harga di tingkat petani tidak jatuh. Dia mengatakan pemerintah akan berperan untuk menjaga hasil petani, sehingga dilakukan penyerapan khususnya komoditas padi dan jagung sesuai harga acuan pembelian yang ditetapkan.
Adapun penyerapan hasil panen petani mengacu pada Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 5 tahun 2022 Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Penjualan di tingkat Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras. Serta Perbadan nomor 6 tahun 2023 tentang Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.
Selanjutnya: Harga tersebut, kata Arief, adalah harga minimal yang diterima petani....
Harga tersebut, kata Arief, adalah harga minimal yang diterima petani. Sehingga, para petani Indonesia dapat terjaga dari kerugian. Arief pun menegaskan kualitas hasil panen sangat penting sebagai tolok ukur penerimaan produk yang baik di pasaran. Untuk itu, ia mengingatkan para penggiling padi, perusahaan jagung, dan pakan ternak agar mempersiapkan dryer atau pengering secara maksimal.
"Hal ini sangat penting untuk dapat mengurangi kadar air padi dan jagung sampai sekitar 14 persen," ucapnya.
Pengaturan persentase maksimum kadar air diatur dalam Perbadan Nomor 6 Tahun 2023, untuk Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani dan di penggilingan maksimum 25 persen, Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan dan di gudang Perum Bulog maksimum 14 persen. Sedangkan untuk beras di gudang Bulog kadar air maksimum 14 persen.
Untuk komoditas jagung, kualitas kadar air diatur dalam Perbadan 5 tahun 2022. Harga acuan Pembelian Jagung Pipilan kering untuk kadar air 15 persen sebesar Rp 4.200 per kilogram. Sedangkan untuk kadar air 20 persen Rp 3.970 per kilogram, kadar air 25 persen Rp 3.750 per kilogram, dan kadar air 30 persen Rp 3.540 per kilogram.
Sementara itu, Dirjen Tanaman Pangan Suwandi mengatakan pemerintah saat ini juga terus menggenjot produksi jagung nasional. Dalam beberapa waktu kedepan akan panen puncak jagung, diantara Jatim, Sulawesi Selatan, NTB, Lampung, Gorontalo, NTT, Jawa Tengah.
Suwandi mencatat kalkulasi Kementan untuk produksi jagung pada Februari 2024, akan panen seluas 300 ribu hektar dengan perkiraan produksi 1,5 juta ton. Bahkan pada puncaknya bulan Maret-April mencapai 800 ribu hektar, ia memperkirakan produksinya mencapai 4 juta ton jagung.