Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bright Institute menyampaikan hasil studinya tentang tingkat kelaparan di dunia. Ekonom Bright Institute, Awalil Rizky, mengatakan Indonesia berada pada peringkat ke-77 dari 127 negara di dunia yang mengalami tingkat kelaparan tertinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Peringkat tersebut berdasarkan data perhitungan yang dilakukan oleh Global Hunger Index (GHI) tahun 2024 tentang tingkat kelaparan suatu negara. Lebih lanjut, dia mengatakan, skor indeks kelaparan global Indonesia sebesar 16,9 persen. "Lalu ada yang child wasting itu 10 persen, tingkat kematian balita 2,1 persen. Yang penting skor kita 16,9 persen dan Indonesia menduduki peringkat 77 dari 127 negara," ujar Awalil dalam Webinar ulasan proyeksi Ekonomi IMF ke Indonesia melalui platform zoom pada Selasa, 5 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut dia, peringkat tersebut bukan kabar yang cukup baik dalam hal ketahanan pangan. Awalil mengatakan, seharusnya Indonesia bisa memiliki peringkat yang lebih tinggi dengan negara yang memiliki lahan pertanian luas. "Ya bukan berita baik ya. Artinya kita dengan negara yang punya pertanian yang luas, petani yang banyak dan sebagainya, ya kita ternyata tingkat kelaparannya di tengah-tengah aja. Sedikit di bawah rata-rata," ucap dia.
Sementara itu, Awalil menjelaskan, jika masyarakat Indonesia juga mengalami kekurangan konsumsi pangan. Berdasarkan data GHI, dia mengatakan sebanyak 7,2 persen penduduk Indonesia belum tercukupi untuk konsumsi pangan. "Nah di sini menurut di Global Hunger Index, GHI ini kita memiliki undernourishment. Jadi kekurangan nutrisinya itu 7,2 persen. Jadi 7,2 persen dari penduduk Indonesia itu masih tidak mencukupi pangannya," tutur Awalil.
Dia menghimbau agar masyarakat tidak melihat besaran angka terkait kurangnya konsumsi pangan untuk masyarakat Indonesia. Meskipun begitu, Awalil mengatakan, sebanyak 7,2 persen untuk kekurangan konsumsi pangan, jika dikalikan dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini terbilang masih cukup banyak. "Ya nutrisinya itu 7,2 persen. Jangan melihat angka 7,2 persen kecil ya. Kita ingat-ingat aja penduduk seberapa. 280 juta, nah silahkan Anda hitung sendiri," kata dia.