Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT MRT Jakarta, Tuhiyat, mengatakan MRT Jakarta sudah melayani sekitar 100 juta penumpang sejak mulai beroperasi tiga tahun lalu. Ia berujar, rata-rata penumpang per tahun tercatat 33,5 juta.
"Setiap tahun kami over target. Misal, 2023, target penumpang per hari 70 ribu dan kami dapat 90 ribu penumpang per hari," kata Tuhiyat dalam acara Jakarta Transport Forum yang diselenggarakan oleh Tempo di Jakarta Equestrian Park, Kamis, 7 Maret 2024.
Tahun ini, Tuhiyat berujar, pemerintah menargetkan jumlah penumpang mencapai 92 ribu per hari.
"Tapi, saya optimistis bisa mencapai 100 ribu penumpang per hari," tuturnya.
Tuhiyat mengatakan optimisme itu bukan tanpa alasan. MRT memiliki sejumlah strategi untuk menarik minat masyarakat menggunakan moda transportasi publik tersebut. Salah satunya, melalui kerja sama dengan berbagai layanan transportasi, mulai dari TransJakarta hingga Blue Bird.
"Mereka masuk ke kantong-kantong (penumpang) untuk pick up ke stasiun terdekat," kata Tuhiyat.
Strategi berikutnya adalah meniadakan parkiran di kawasan stasiun perkotaan. Fasilitas parkir hanya disediakan di kawasan pinggiran sehingga masyarakat menuju kota menggunakan MRT.
"Jadi, justru parkir ditempatkan di ujung, seperti yang kami lakukan sekarang di Lebak Bulus," kata Tuhiyat.
Tuhiyat ingin masyarakat beralih menggunakan MRT lantaran kehadiran MRT merupakan bentuk respons atas situasi yang terjadi di Jakarta yaitu kemacetan dan polusi. Macet dan polusi merupakan imbas dari banyaknya penggunaan kendaraan motor pribadi.
"Emisinya 43 persen disumbangkan dari sini (sektor transportasi). Ada kerugian kira-kira Rp 100 triliun per tahun," kata Tuhiyat.
RIRI RAHAYU
Pilihan Editor: Walhi Ingatkan Potensi Kerusakan Lingkungan Akibat Migrasi Penduduk ke IKN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini