Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Tak Bisa Bahasa Inggris, Bahlil Ungkap Jurus Bisa Jadi Menteri Investasi

Bahlil Lahadalia mengungkap penyebab dirinya bisa ditunjuk Presiden Jokowi masuk ke Kabinet Indonesia Maju meski tak jago berbahasa Inggris.

10 September 2022 | 15.41 WIB

Menteri Investasi/BKPM, Bahlil Lahadalia
Perbesar
Menteri Investasi/BKPM, Bahlil Lahadalia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membeberkan penyebab dirinya bisa ditunjuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi masuk ke Kabinet Indonesia Maju, meski tak jago berbahasa Inggris.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Bahlil mengakui, dia merupakan satu-satunya menteri investasi yang tidak bisa berbahasa Inggris saat menjabat. Sebab, sejak kuliah dia tidak pernah mengikuti mata pelajaran bahasa Inggris. Nilai yang dia peroleh pun selalu jelek.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Enggak pernah masuk saya Bahasa Inggris. Jadi nilai saya C, itu terakhir hasil demonstrasi aja sebetulnya," kata Bahlil saat memberikan orasi ilmiah di STIE Port Numbay, Jayapura, seperti dikutip dari tayangan YouTube, Sabtu, 10 September 2022.

Tapi Bahlil meminta kepada seluruh mahasiswa di Indonesia untuk tidak mencontoh kegagalannya dalam mempelajari Bahasa Inggris ini. Sebab, dengan tidak menguasai bahasa asing itu, ia menyesal tatkala ditunjuk sebagai menteri.

"Anak-anak mahasiswa kamu jangan coba-coba tidak belajar Bahasa Inggris, jangan tengok kakakmu, bodoh ini. Ini saya menyesal sekarang. Saya jujur untuk kamu, Kepala BKPM yang tidak tahu Bahasa Inggris pertama di republik ini saya," ujar dia.

Oleh sebab itu, meski selama ini dia mengaku diselamatkan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 63 Tahun 2019 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia selama menjabat sebagai Menteri Investasi, dia tetap mengambil kursus Bahasa Inggris.

"Selamat, lah, saya dengan PP itu. Setelah itu baru kita kursus. Jadi kalau saya sudah agak-agak bisa (berbahasa Inggris) karena memang kursus. Tapi kalau sudah tua belajar itu paling tidak bagus sekali, setengah mati," kata Bahlil.

Selanjutnya: "Saya bukan dari parpol, tidak pernah didukung tauke-tauke.."

Lebih jauh, Bahlil mengungkapkan alasan ia ditunjuk Presiden Jokowi sebagai menteri di kabinetnya meski adanya keterbatasan bahasa itu. Salah satunya adalah karena dia merupakan seseorang pengusaha yang memiliki ekonomi yang mapan walaupun hanya lulusan STIE Port Numbay.

"Ketika kita jadi pengusaha yang baik, ketika ekonomi kita mapan, dan pikiran kita bagus, jabatan itu dengan sendirinya terikuti," kata Bahlil.

Ia pun menegaskan, posisinya kini sebagai menteri juga tidak diperoleh dari hasil meminta-minta jabatan ke presiden maupun direkomendasikan oleh politikus lainnya. Sebab, dia bukanlah seseorang pengurus partai tertentu.

"Saya jadi menteri tidak pernah meminta ke siapa-siapa, saya bukan juga dari parpol, saya juga tidak pernah didukung tauke-tauke siapa pun, makanya saya sangat independen. Enggak ada urusan saya sama yang lain-lain," ucap dia.

Selain itu, kata Bahlil, ia ditunjuk sebagai menteri bukan karena latar belakangnya sebagai orang yang berasal dari wilayah Indonesia Timur. Oleh sebab itu pula, dia mengaku bisa leluasa menjalanlan tugas dan fungsinya sebagai menteri karena tidak terikat apapun.

Bahwa saat ini ia banyak menyumbangkan ide dan pikiran untuk mengembangkan Papua, hal tersebut merupakan tugas dan kewajiban sebagai pejabat negara. "Apalagi sebagai anak yang besar dan berproses di Papua dengan baik," tuturnya. "Jadi bukan juga perwakilan wilayah tertentu, enggak ada itu. Orang waktu saya jadi menteri protes, begini-begini apa urusannya saya bilang, saya representasi ketum HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia), dari Aceh sampai Papua."

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Ā© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus