Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Seperti yang kami ketahui, banyak pengelola kebun binatang sudah menutup usahanya sejak beberapa bulan lalu. Karena sumber pemasukan berasal dari pengunjung, artinya mungkin saja pihak pengelola harus memotong anggaran lain agar biaya pangan satwa terjaga. Hal ini bisa saja berdampak terhadap kesejahteraan karyawan dan aspek lainnya,” kata VP of Corporate Services TaniHub Group Astri Purnamasari dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa, 19 Mei 2020.
Selain dapat berdampak terhadap karyawan, kata dia, tutupnya kebun binatang berdampak terhadap dunia pendidikan. Hampir setiap keluarga dan murid sekolah mengunjungi kebun binatang untuk memperkenalkan satwa dan berbagai ilmu pengetahuan di dalamnya kepada anak-anak atau peserta didik. Oleh sebab itu, TaniHub Group merasa perlu untuk turut bergerak membantu memenuhi kebutuhan pangan satwa di kebun binatang.
Program donasi dengan nama Sahabat Satwa TaniHub Group ini dimulai dengan riset langsung kepada pengelola kebun binatang. Dalam riset tersebut, TaniHub Group menemukan fakta bahwa kebun binatang yang dikelola swasta adalah kebun binatang yang paling kena dampak penutupan operasional ini. Selain tidak mendapatkan pemasukan, mereka tidak dapat bantuan dana dari APBD seperti kebun binatang yang dikelola oleh pemerintah daerah.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, TaniHub Group kemudian menentukan Taman Safari Indonesia (TSI) yang terletak di Cisarua, Bogor, sebagai penerima donasi pangan satwa pertama.
President of TaniHub Group Pamitra Wineka mengatakan ingin membantu meringankan beban yang ditanggung TSI akibat pandemi Covid-19. Sebab, dengan tidak adanya pemasukan, dikhawatirkan akan berdampak pada keberlangsungan fasilitas riset dan animal care center yang dimiliki TSI.
Menurutnya, posisi TSI istimewa karena selain memperkenalkan satwa ke masyarakat, TSI juga melakukan upaya konservasi satwa, yaitu merawat hewan yang sakit, serta melakukan riset dan breeding, sehingga satwa-satwa baru nantinya dapat dilepaskan kembali ke alam (repopulation).
“Kami sangat mendukung segala kegiatan, terutama riset dan pengembangbiakan satwa-satwa di Taman Safari Indonesia. Maka dari itu, kami ingin setidaknya meringankan salah satu beban pihak TSI dengan program pangan satwa ini yang akan terus berlanjut sampai waktu yang tidak ditentukan,” ujar Pamitra.
Dia berharap TSI bisa bertahan dan terus maju menjadi animal conservation and education institution terbaik di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara.
Adapun sebanyak 200 kilogram daging ayam dan 1.300 kilogram pangan lainnya (buah-buahan dan sayur-mayur) diterima langsung oleh Jansen Manansang, Pendiri dan Direktur Taman Safari Indonesia.
“Kami memang memerlukan bantuan donor. Hal ini penting, tapi memang banyak orang tidak terpikirkan. Oleh sebab itu, kami berterima kasih atas donasi dari TaniHub Group. Kami senang dan bangga karena program donasi ini memiliki semangat yang sama dengan value kami,” ujar Jansen.
Direktur TaniSupply Sariyo mengatakan program itu terbuka bagi masyarakat yang ingin turut serta. Menurutnya, saat ini TaniSupply sedang mempersiapkan aplikasi TaniHub agar secara khusus menempatkan bagian khusus untuk program donasi pangan satwa ini.
"Dalam waktu dekat akan kami luncurkan,” kata Sariyo. Walaupun baru akan diluncurkan, Sariyo menjelaskan bahwa terdapat banyak peran dari masyarakat terkait donasi untuk Taman Safari Indonesia ini.
HENDARTYO HANGGI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini