Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Status Facebook salah seorang nasabah BNI yang diunggah pada Jumat, 20 Oktober 2017, mendadak beredar viral. Nasabah bank pelat merah bernama Abu Muhammad Al Mudiki itu mengeluhkan potongan saldo rekening tabungan yang dinilainya tak biasa.
Mudiki, yang awalnya iseng mengecek transaksi di Internet banking-nya, terkejut saat melihat transaksi terakhirnya, yakni pemotongan saldo oleh bank. "Dengan keterangan 'TUNGGAKAN BY REK'. Nominalnya Rp 1.000," ujarnya, seperti dikutip dari status Facebook-nya, Jumat.
Meski hanya dipotong Rp 1.000, Mukidi jadi bertanya-tanya. "Ini potongan apa? Saya punya tunggakan apa?" Sebab, sepanjang ingatannya, ia tak pernah memiliki tunggakan.
Baca: Kebijakan Intip Saldo Tabungan Direvisi Jadi Rp 1 Miliar
Mudiki kemudian mendatangi kantor cabang BNI terdekat dan menanyakan potongan saldo rekening itu ke bagian customer service. Setelah menunggu selama setengah jam, Mudiki mendapat lima poin penjelasan.
Kelima butir keterangan dari BNI itu adalah sedang terjadi gangguan pada sistem BNI. BNI menyebut ada pemotongan saldo di semua rekening Taplus BNI. BNI juga memastikan pada rekening BNI selain Taplus tidak ada pemotongan.
Masih dalam keterangannya, BNI tengah berusaha mengatasi masalah tersebut. Poin terakhir adalah, jika masalah telah berhasil diatasi, dana nasabah yang terpotong akan dikembalikan ke rekening nasabah.
Di akhir unggahannya, Mudiki menyampaikan dugaan ada hacker yang berhasil masuk ke sistem BNI dan melakukan pemotongan pada dana di rekening Taplus BNI. "Memang dana yang diambil nominalnya adalah kecil, hanya Rp 1.000. Tapi, jika dikalikan dengan jumlah rekening Taplus BNI di seluruh Indonesia, jumlahnya akan sangat besar," katanya.
Status Facebook Mudiki ini kemudian beredar viral dan heboh di media sosial. Status itu tercatat telah dibagikan sebanyak 80 kali dan menuai lebih dari 39 komentar.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Perusahaan BNI Kiryanto membantah pemotongan saldo Rp 1.000 di sejumlah rekening nasabah karena diserang hacker atau peretas. Hal ini terjadi karena imbas dari perubahan ketentuan (setting) parameter untuk tabungan Tapenas SiMuda, dengan biaya (fee) yang dikenakan sebesar Rp 1.000.
Kiryanto menyebut perubahan parameter biaya tersebut ternyata berdampak juga pada produk tabungan lain di luar Tapenas SiMuda. Saat ini BNI sedang mengembalikan saldo Rp 1.000 milik nasabah yang seharusnya tidak membayar biaya tersebut dalam produk Tapenas SiMuda.
"Saat ini sedang dilakukan proses reverse atau pengembalian terhadap rekening-rekening yang seharusnya tidak dibebani biaya sebesar Rp 1.000," ujar Kiryanto, seperti dikutip dari Antara, Jumat.
Kiryanto belum menjelaskan jangka waktu proses pengembalian saldo tersebut. Namun dia menjamin tidak akan ada kerugian finansial bagi nasabah akibat kejadian ini. "Begitu juga untuk bank. Nantinya tidak ada kerugian finansial, baik dari sisi nasabah maupun bank," ucapnya.
RR ARIYANI | ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini