Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah video viral di media sosial yang memperlihatkan ratusan pelamar kerja rela antre untuk melamar pekerjaan di warung seblak Bangsat (Bang Satria) Seuhah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Pada video tersebut diunggah akun TikTok @tenihartati10, ratusan pelamar kerja memadati warung seblak tersebut untuk melakukan walk in interview. Pelamar kerja tersebut didominasi oleh perempuan. Pelamar kerja melamar di warung seblak yang sudah terkenal tersebut pada 17 Mei 2024 silam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di Indonesia semakin tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam bps.go.id, per 6 Mei 2024, Indonesia memiliki angka pengangguran sebanyak 4,82 persen atau 7,20 juta orang. Dari data tersebut, sebanyak 16,82 persennya berusia 15-24 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan data BPS, gen Z (kelahiran 1997-2012) menjadi penyumbang terbesar angka pengangguran tersebut. Proyeksi populasi BPS menyebutkan bahwa jumlah gen Z pada 2024 mencapai 80-85 juta jiwa.
BPS mencatat jumlah penduduk usia 15-24 tahun tanpa kegiatan produktif atau youth not in education, employment, and training (NEET) pada Agustus 2023 mencapai 9,9 juta orang atau 22,25 persen total populasi secara nasional. Jutaan orang tersebut berarti tidak sedang bersekolah, bekerja, atau dalam pelatihan. Dari data tersebut, sebanyak 5,73 juta orang merupakan perempuan muda dan 4,17 juta lainnya laki-laki muda.
Ketidaksesuaian kebutuhan industri dan angkatan kerja baru menjadi salah satu akar masalah gen Z banyak menganggur. Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah menyoroti penyumbang angka penganggur terbanyak di kalangan gen Z berasal dari lulusan SMK yang mencapai 8,9 persen.
“Penganggur kita ini terbanyak disumbang lulusan SMK dan SMA. Ini terjadi karena adanya miss-match,” ungkap Ida, seperti dikutip Koran Tempo yang dirilis pada 24 Mei 2024.
Saat ini, jumlah pengangguran di Indonesia lebih rendah daripada masa pandemi pada 2020 silam yang mencapai 7,07 persen atau 9,7 juta orang dari total penduduk. Meskipun sekarang tren pengangguran lebih rendah, tetapi jumlah penganggur usia muda tetap tinggi.
Permasalahan ini diatasi oleh pemerintah dengan menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. Melalui Perpres tersebut, pemerintah mengharuskan institusi pendidikan dan pelatihan menyesuaikan programnya dengan kebutuhan dunia usaha dan industri.
Dua tahun sejak Perpres tersebut terbit, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai, permasalahan pengangguran di kalangan anak muda masih belum terpecahkan. Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo, Bob Azam melihat pemerintah juga harus membangun industri yang dapat menyerap pelamar kerja dan berfokus pada anggaran pendidikan serta pelatihan agar lebih efektif. Dengan cara yang diungkapkan Bob tersebut, tren pengangguran gen Z di Indonesia dapat melandai.
RACHEL FARAHDIBA R | RIANI SANUSI PUTRI I KORAN TEMPO