Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hatf Saiful Rasul, anak laki-laki terpidana Syaiful Anam, alias Brekele, memegang sebuah senapan saat ikut menjadi militan ISIS di Suriah. Anak ini meninggal dalam usia 12 tahun pada 1 September 2017. TELEGRAM/REUTERS
Militan Islam Syaiful Anam, alias Brekele, terlihat di sebuah ruang sidang di Jakarta, Indonesia, 31 Juli 2017. Hatf Saiful Rasul berusia 11 tahun saat mengatakan ingin meninggalkan sekolah dan pergi ke Syria untuk memperjuangkan ISIS kepada ayahnya. REUTERS/Beawiharta
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penjaga keamanan untuk asrama pesantren Ibnu Mas'ud di Bogor, 19 Juli 2017. Hatf Saiful Rasul mengatakan beberapa teman dan guru dari Ibnu Mas'ud telah pergi untuk memperjuangkan ISIS dan menjadi martir di Suriah. REUTERS/Beawiharta
Hatf pergi ke Suriah bersama sekelompok kerabat pada tahun 2015, bergabung dengan sekelompok pejuang Prancis. Reuters berbicara dengan tiga pejabat kontra-terorisme di Indonesia yang mengkonfirmasi bahwa anak laki-laki tersebut pergi ke Suriah. REUTERS/Beawiharta
Menurut ayahnya, Hatf bisa membongkar senapan dalam 32 detik dan sudah terbiasa dengan pistol 9mm, 2 granat tangan, pisau komando dan kompas. Pada 1 September 2017, dua bulan setelah ulang tahunnya yang ke 13, Hatf tewas dalam serangan udara. REUITERS/Telegram
Kementerian Pertahanan Rusia merilis gambar rudal yang menyerang target ISIS, di provinsi Deir al-Zor, Suriah, 1 September 2017. Kematian Haft tidak membuat ayahnya larut dalam kesedihan, namun sebaliknya, ia bahagia karena anaknya telah mencapai kemartiran. REUTERS TV
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini