Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Petani membersihkan sampah yang tersangkut di kincir air di Aliran Sungai Citanduy, Desa Manggungsari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, 7 Oktober 2019. Bagi petani di kawasan tersebut, kincir air menjadi jalan keluar untuk mengairi lahan persawahan yang terancam puso alias gagal panen kala musim kemarau. ANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI
Kelompok Tani Sarimukti membangun kincir air untuk mengairi areal sawah yang dibuat secara swadaya di Aliran Sungai Citanduy, Desa Manggungsari, Tasikmalaya, Jawa Barat, 9 Juli 2019. Secara swadaya dan bergoyong-royong warga Desa Manggungsari membuat kincir untuk mengalirkan air dari aliran Sungai Citanduy. ANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kelompok Tani Sarimukti membangun kincir air untuk mengairi areal sawah yang dibuat secara swadaya di Kampung Sukasirna, Desa Manggungsari, Kecamatan Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat, 9 Juli 2019. Bahan yang digunakan membuat kincir air pun sangat sederhana menggunakan bambu dan sejumlah papan kayu. ANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI
Petani beristirahat saat membangun kincir air untuk mengairi areal sawah yang dibuat secara swadaya di Aliran Sungai Citanduy di Kampung Sukasirna, Desa Manggungsari, Kecamatan Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat, 9 Juli 2019. Petani di sana mengatakan bahwa kebiasaan membangun kincir air saat kemarau melanda sudah menjadi kebiasaan turun temurun sejak 1960 silam. ANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI
Air keluar dari pipa yang terbuat dari bambu air untuk mengairi areal sawah di Desa Manggungsari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, 9 Juli 2019. Satu kincir air bisa mengairi sekitar setengah hektare lahan sawah. Sejauh ini para petani di sana sudah membangun tiga unit kincir air yang rata-rata berdiameter 5-5,5 meter. ANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI
Petani menggarap sawah menggunakan traktor yang diairi tenaga kincir air di aliran Sungai Citanduy, Kampung Sukasirna, Desa Manggungsari, Kecamatan Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat, 9 Oktober 2019. Untuk membuat satu unit kincir air berukuran jumbo itu para petani membutuhkan waktu selama dua hari dikerjakan sekitar 15 orang. Di sisi lain, kincir air yang dibuat juga bisa bertahan sepanjang musim kemarau dengan perawatan yang mudah. ANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini