Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dani (6,5), bocah yang memiliki iris mata berwarna berbeda berpose di rumahnya, di Jorong Padang Data, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Selasa, 20 Oktober 2020. di Sumatera Barat, orang-orang yang bersuku Minangkabau itu memiliki mata biru yang merupakan turunan dari keluarga mereka. ANTARA/Iggoy El Fitra
Erma Wanita (60), yang memiliki iris mata yang berbeda warna, atau Heterokromia iridium berpose di Jorong Batu Lipai, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Selasa, 20 Oktober 2020. Erma dan sejumlah warga Tanah Datar memiliki sindrom Waardenburg, sindrom langka yang menyebabkan gangguan pendengaran, perubahan warna mata, kulit, rambut, dan bentuk wajah. ANTARA/Iggoy El Fitra
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fahri Yuliandra (9) berpose di rumahnya, di Jorong Kubang Rasau, Kabupaten Limapuluhkota, Sumatera Barat, Rabu, 21 Oktober 2020. Orang dengan sindrom Heterokromia iridium biasanya juga mengalami gangguan pendengaran di salah satu maupun di kedua telinganya. ANTARA/Iggoy El Fitra
Tuti Fariani (58), berpose di rumahnya, di Jorong Galanggang Tangah, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Selasa, 20 Oktober 2020. Tuti merupakan generasi pertama di keluarga itu yang memiliki iris mata berbeda warna, dan saat ini sejumlah keturunannya mengalami sindrom yang sama. ANTARA/Iggoy El Fitra
Cucu Tuti Fariani, Amira (5 tahun) berpose di rumahnya, di Jorong Galanggang Tangah, Sumatera Barat, Selasa, 20 Oktober 2020. Tinggal di Nagari Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Tuti bangga dengan keluarganya yang dikenal sebagai keluarga mata biru di daerah itu. ANTARA/Iggoy El FItra
Hanindya Putri Dinanti (2) berpose di rumahnya, di Kelurahan Korong Gadang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis, 22 Oktober 2020. Sindrom Waardenburg adalah kondisi genetik langka, yang hanya diderita oleh 1 dari 40.000 orang di dunia. ANTARA/Iggoy El Fitra
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini