Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seekor ular yang kulitnya akan digunakan sebagai kerajinan di Desa Kertasura, Cirebon, Jawa Barat. (19/7). Kulit ular mentah tersebut diekspor ke Eropa, Cina, Singapura dan Korea untuk dijadikan hiasan maupun bahan tas, dompet, ikat pinggang dan sepatu. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Pekerja menunjukan ular belang yang akan diambil kulitnya untuk dijadikan kerajinan kulit ular di Desa Kertasura, Cirebon, Jawa Barat. (19/7). Kulit ular tersebut diekspor ke Eropa, Cina, Singapura dan Korea untuk dijadikan hiasan maupun bahan tas, dompet, ikat pinggang dan sepatu. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pekerja menunjukan ular sanca yang akan diambil kulitnya untuk dijadikan kerajinan kulit ular di Desa Kertasura, Cirebon, Jawa Barat. (19/7). Kulit ular mentah tersebut diekspor ke Eropa, Cina, Singapura dan Korea untuk dijadikan hiasan maupun bahan tas, dompet, ikat pinggang dan sepatu. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Sejumlah pekerja menguliti ular di Desa Kertasura, Cirebon, Jawa Barat. (19/7). Kulit ular mentah tersebut diekspor ke Eropa, Cina, Singapura dan Korea untuk dijadikan hiasan maupun bahan tas, dompet, ikat pinggang dan sepatu. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Pekerja menata kulit ular saat penjemuran di Desa Kertasura, Cirebon, Jawa Barat. (19/7). Kulit ular mentah tersebut diekspor ke Eropa, Cina, Singapura dan Korea untuk dijadikan hiasan maupun bahan tas, dompet, ikat pinggang dan sepatu. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Sejumlah pekerja menguliti ular di Desa Kertasura, Cirebon, Jawa Barat. (19/7). Kulit ular mentah tersebut diekspor ke Eropa, Cina, Singapura dan Korea untuk dijadikan hiasan maupun bahan tas, dompet, ikat pinggang dan sepatu. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini