Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang anak berjalan di sekitar pemukiman yang rusak akibat gempa dan likuifaksi di Kelurahan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Ahad, 6 Januari 2019. Warga korban gempa dan likuifaksi di Kelurahan Petobo menolak rencana pemerintah yang akan merelokasi mereka ke wilayah lain karena dinilai tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat terutama petani. ANTARA/Mohamad Hamzah
Spanduk terpasang di sebuah pondok yang ada di lokasi bekas bencana gempa dan likuifaksi di Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Ahad, 30 Desember 2018. Warga menolak relokasi karena menganggap masih dapat memanfaatkan lahan yang tidak terdampak likuifaksi di Kelurahan Petobo untuk bercocok tanam. ANTARA/Mohamad Hamzah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Foto kenangan warga sebelum terdampak bencana terpasang di lokasi bekas bencana gempa dan likuifaksi di Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Ahad, 30 Desember 2018. Petobo adalah kelurahan yang paling parah terdampak likuefaksi pasca-gempa Palu Donggala akhir September 2018 lalu. ANTARA/Mohamad Hamzah
Baliho berisi larangan pemanfaatan lokasi bekas bencana alam terpasang di sekitar lokasi bekas gempa dan pencairan tanah atau likuifaksi di Kelurahan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Senin, 17 Desembert 2018. Pemerintah Kota Palu mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memanfaatkan lokasi terdampak tsunami, likuifaksi dan lempengan besar atau patahan aktif sesar Palu-Koro baik untuk hunian maupun usaha. ANTARA/Mohamad Hamzah
Sejumlah warga memasuki lokasi bekas bencana gempa dan likuifaksi di Kelurahan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Ahad, 30 Desember 2018. Sekitar 1.642 kepala keluarga atau 3.800 jiwa korban terdampak gempa dan likuefaksi Kelurahan Petobo saat ini berada di lokasi pengungsian di sebelah timur dari area likuefaksi. ANTARA/Mohamad Hamzah
Pengungsi korban bencana gempa dan likuifaksi mengambil air bersih dari mobil pemadam kebakaran di Kamp Pengungsian Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis, 3 Januari 2019. Ribuan pengungsi masih menempati hunian darurat dan masih membutuhkan bantuan logistik seperti bahan makanan serta air bersih, serta berharap untuk dapat segera menempati hunian sementara. ANTARA/Mohamad Hamzah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini