Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Israel tengah bergelut dengan wabah virus West Nile yang semakin meluas. Ribuan warga dilaporkan terinfeksi, dan beberapa di antaranya mengalami gejala serius bahkan meninggal dunia. Lantas, apa sebenarnya virus West Nile ini? Bagaimana cara penularannya, dan apa yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari website WHO, virus West Nile merupakan virus yang secara alami terdapat dalam tubuh burung. Namun nyamuk yang menghisap darah burung yang terinfeksi, kemudian menularkannya pada manusia atau mamalia lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Virus ini pertama kali diisolasi dan diidentifikasi di Uganda pada 1937. Sebaran virus yang terdeteksi selama ini ditemukan berada di Afrika, Eropa, Timur Tengah, Amerika Utara, dan Asia Barat.
Sebanyak 80 persen orang yang terinfeksi tidak akan menunjukkan gejala apa pun. Namun sebagian akan mengalami gangguan saraf hingga menyebabkan kematian. Virus juga diketahui dapat menyebabkan sakit parah dan kematian pada kuda.
Vaksin untuk menangkal virus tersebut telah dibuat untuk kuda. Namun belum dibuat untuk manusia. Sementara pengobatan yang dilakukan pada pasien terinfeksi merupakan perawatan suportif, yang sering kali berupa rawat inap, pemberian cairan intravena, dukungan pernapasan, dan pencegahan infeksi sekunder.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyatakan pasien terinfeksi yang merasakan gejala, dapat mengalami demam, sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, nyeri otot, dan ruam, dalam beberapa hari atau minggu.
Siklus Penularan Virus West Nile
Siklus penularan virus West Nile umumnya dimulai dari burung. Burung yang terinfeksi menjadi inang utama bagi virus ini. Nyamuk kemudian menggigit burung yang terinfeksi, sehingga virus masuk ke dalam tubuh nyamuk. Ketika nyamuk yang terinfeksi menggigit manusia atau hewan lain, virus akan ditularkan.
Gejala Infeksi Virus West Nile
Mayoritas orang yang terinfeksi virus West Nile tidak menunjukkan gejala apa pun atau hanya mengalami gejala ringan seperti flu biasa, seperti:
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Kelelahan
- Ruam kulit
Namun, pada sebagian kecil kasus, terutama pada orang lanjut usia atau mereka dengan - sistem kekebalan tubuh yang lemah, infeksi virus West Nile dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, seperti:
- Ensefalitis
Peradangan otak yang dapat menyebabkan kerusakan saraf permanen, kelumpuhan, kejang, dan bahkan kematian.
- Meningitis
Peradangan selaput otak dan sumsum tulang belakang yang dapat menyebabkan sakit kepala hebat, leher kaku, dan sensitivitas terhadap cahaya.
Faktor Risiko
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terinfeksi virus West Nile antara lain:
- Usia: Lansia dan anak-anak lebih rentan terhadap infeksi serius.
- Sistem Kekebalan Tubuh Lemah: Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS atau mereka yang menjalani kemoterapi, lebih berisiko.
- Aktivitas di Luar Ruangan: Orang yang sering berkegiatan di luar ruangan, terutama pada pagi hari atau sore hari saat nyamuk paling aktif, lebih berisiko tergigit.
- Wilayah Endemis: Tinggal atau berkunjung ke daerah yang sedang mengalami wabah virus West Nile.