Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

12 Maret Diperingati Hari Glaukoma Sedunia: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Peringatan tersebut bertujuan untuk mengingatkan semua orang mengenai faktor risiko glaukoma dan melakukan pemeriksaan kesehatan mata secara teratur.

12 Maret 2024 | 14.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi wanita bermata cokelat. Pixabay.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Glaukoma Sedunia diperingati setiap tanggal 12 Maret. Peringatan tersebut pertama kali dideklarasikan pada 6 Maret 2008. Deklarasi dilakukan oleh World Glaucoma Patient Association dan World Glaucoma Association. Seluruh negara di dunia diimbau melaksanakan kampanye ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang glaukoma.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setiap tahun Hari Glaukoma Sedunia diselenggarakan di salah satu pekan bulan Maret. Sebab, kampanye ini juga disebut World Glaucoma Week atau Pekan Glaukoma Sedunia. Peringatan tersebut bertujuan untuk mengingatkan semua orang mengenai faktor risiko glaukoma dan melakukan pemeriksaan kesehatan mata secara teratur. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Apa itu Glaukoma?

Dilansir dari National Today, glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai dengan kerusakan saraf optik secara bertahap dan permanen. Menurut WHO, dua jenis glaukoma yang paling umum yaitu Primary Open Angle Glaucoma (POAG) dan Angle Closure Glaucoma (ACG). POAG terjadi secara bertahap dan biasanya tersembunyi. Sedangkan ACG kondisi tidak umum, tapi bisa lebih parah.

Glaukoma umumnya disebabkan oleh tekanan bola mata yang meninggi. Biasanya terjadi karena adanya hambatan pengeluaran cairan bola mata. Penyebab lainnya adalah adanya kerusakan saraf optik. Kondisi itu akan terjadi apabila ada gangguan suplai darah ke serat saraf optik. Namun, kerusakan juga bisa terjadi apabila terjadi kelemahan serat optik. 

Glaukoma dibagi menjadi sekunder dan kongenital. Glaukoma sekunder berasal dari penyakit mata lain, bisa juga timbul akibat trauma, pembedahan, hingga penggunaan kortikosteroid yang berlebihan, Sementara itu, glaukoma kongenital adalah bawaan lahir. Penyebabnya biasanya adalah sistem saluran pembuangan di dalam mata yang tidak berfungsi secara tepat. 

Penyebab Glaukoma

Glaukoma sebagian besar disebabkan oleh penumpukan tekanan di mata saat cairan tidak dapat mengalir dengan baik. Cairan tersebut dikenal sebagai aqueous humor. Aqueous humour adalah cairan alami pada mata yang memiliki fungsi untuk membersihkan kotoran, menjaga bentuk, serta menyuplai nutrisi pada mata.

Cairan tersebut biasanya mengalir melalui jaringan yang terletak di sudut pertemuan iris dan kornea. Peningkatan tekanan ini kemudian merusak saraf yang menghubungkan mata dengan otak atau saraf optik. Ketika saraf optik mati, manusia akan mengembangkan titik buta pada penglihatan. Awalnya, titik tersebut hanya berupa bintik kecil. Namun, jika semua sarat optik telah mati, maka manusia akan mengalami kebutaan sepenuhnya. 

Gejala Glaukoma

Gejala glaukoma bervariasi, tergantung pada jenis dan stadium glaukoma. Namun, beberapa gejala umum glaukoma adalah bintik-bintik buta tidak merata di sisi penglihatan secara bertahap. Pada tahap selanjutnya, kesulitan melihat sesuatu dalam penglihatan sentral. 

Ketika sudah semakin parah, gejala yang muncul adalah sakit kepala parah, sakit mata yang parah, mual atau muntah, penglihatan kabur, lingkaran cahaya di sekitar lampu, dan kemerahan mata. Selain itu, mata kusam, penglihatan kabur, dan rabun jauh yang semakin parah juga menjadi gejala umum Glaukoma.

Pengobatan Glaukoma

1. Obat tetes mata

Dilansir dari Mayo Clinic, perawatan glaukoma bisa dimulai dengan resep obat tetes mata. Obat tetes mata dapat menurunkan tekanan di mata dan mencegah kerusakan saraf optik. Selain itu, obat tetes mata juga mampu mengurangi jumlah cairan yang dihasilkan mata. Biasanya, resep obat tetes mata meliputi prostaglandin, beta blockers, agonis alfa-adrenergik, penghambat karbonat anhidrase, penghambat Rho kinase, agen miotik atau kolinergik. 

2. Obat oral

Obat oral biasanya menjadi pendamping obat tetes mata. Obat ini biasanya merupakan inhibitor karbonat anhidrase. Kemungkinan efek samping termasuk sering buang air kecil, kesemutan di jari tangan dan kaki, depresi, sakit perut, dan batu ginjal.

3. Laser

Perawatan laser mungkin disarankan bila obat tetes mata tidak memperbaiki gejala glaukoma. Laser akan diarahkan dengan hati-hati ke bagian mata untuk menghentikan penumpukan cairan di dalamnya. Adapun jenis perawatan laser meliputi laser trabeculoplasty, perawatan laser siklodioda, dan laser iridotomi. 

4. Operasi

Langkah terakhir yang bisa dicoba adalah operasi. Ada beberapa jenis operasi yang dapat membantu cairan penyebab glaukoma mengalir keluar dari mata.

RINDI ARISKA | HENDRIK KHOIRUL MUHID

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus