Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Macam Faktor Risiko yang Memperparah Glaukoma

Dokter mata menyebut sejumlah faktor risiko yang dapat memperparah kondisi glaukoma, seperti faktor usia dan penyakit vaskular.

16 Maret 2024 | 12.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi pemeriksaan mata. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Glaukoma dapat menyerang siapa saja namun tidak dapat diobati karena merupakan efek proses degeneratif seperti rambut yang memutih. Dokter di Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung, Elsa Gustianty, menyebut sejumlah faktor risiko yang dapat memperparah kondisi glaukoma, seperti faktor usia dan penyakit vaskular.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Glaukoma itu adalah penyakit yang sifatnya kronis tapi progresif, merupakan bagian dari penyakit degeneratif pada saraf mata. Salah satu cirinya nanti di akhir penglihatan adalah terjadi penurunan lapang pandang hingga bisa berakhir dengan kebutaan," ujarnya dalam bincang "Cegah Kebutaan Akibat Glaukoma" yang disiarkan Kementerian Kesehatan, Jumat, 15 Maret 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia menjelaskan seiring bertambahnya usia akan ada saraf-saraf yang mati. "Tapi matinya sedikit-sedikit sehingga mungkin nanti kalau berusia 200 tahun, 150 tahun, orang itu buta juga karena sarafnya berdegenerasi," katanya.

Dia menjelaskan satu dari 200 orang berusia 40 tahun mengalami glaukoma dan peluang terkena meningkat ketika bertambah tua, yaitu satu dari delapan ketika berusia 80 tahun. Selain itu, apabila ada anggota keluarga yang menderita glaukoma maka risiko naik jadi 10 kali lipat.

Risiko penyakit vaskular
Elsa menyebut penyakit vaskular juga dapat meningkatkan risiko terkena glaukoma. Contohnya diabetes, hipertensi, sering migrain, vaskular oklusif, serta penyakit-penyakit imun karena penyakit-penyakit tersebut mengganggu pembuluh darah yang ada hubungannya dengan saraf optik.

"Kemudian mereka yang berkacamata tebal, baik itu plus maupun minus, sama-sama berisiko," tuturnya.

Dia mengatakan pengguna terapi steroid, misalnya punya kondisi autoimun, arthritis, rematik, juga punya risiko glaukoma. Elsa menyebut selain gaya hidup, ada juga yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan itu, misalnya mem akai kerudung atau dasi terlalu ketat, karena hal itu dapat meningkatkan tekanan pada bola mata.

"Atau kita olahraga yoga yang kepalanya di bawah, itu meningkatkan tekanan bola mata. Olahraga jenis angkat beban, semua yang bikin kita mengejan, itu tekanan bola matanya akan meningkat," jelasnya.

Benturan atau trauma pada mata akibat benda tumpul atau tajam serta pernah menjalani operasi mata juga berisiko glaukoma. Menurutnya, pemeriksaan dini penting dilakukan agar dapat menangani kondisi dan perkembangan penyakit bisa diperlambat sebaik mungkin.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus