Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Attachment disorder atau gangguan kelekatan atau keterikatan mempengaruhi perilaku kemampuan seseorang untuk membentuk dan mempertahankan hubungan, dilansir Medical News Today.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gangguan hubungan sosial ini rentan berkembang semasa kanak-kanak. Attachment disorder ketika seorang anak tidak bisa memiliki hubungan emosional yang konsisten dengan orang tua atau pengasuh utama. Tak ada diagnosis gangguan kelekatan untuk orang dewasa, walaupun tetap bisa mengalami itu dengan gejala yang berbeda dibandingkan anak-anak.
Jenis gangguan kelekatan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi kelima, ada dua jenis attachment disorder.
1. Reactive attachment disorder
Reactive attachment disorder biasanya berasal dari penganiayaan atau penelantaran semasa kanak-kanak. American Academy of Child and Adolescent Psychiatry mencatat, anak-anak dengan RAD berkemungkinan memiliki beberapa gejala antara lain:
- Tingkat interaksi yang rendah dengan orang lain
- Sedikit atau tidak ada emosi selama interaksi sosial
- Mengalami kesulitan menenangkan diri ketika stres
- Tampak tidak bahagia, mudah tersinggung, sedih
- Takut ketika terlibat dalam kegiatan sehari-hari dengan pengasuh
Jika anak tidak menerima pengobatan yang efektif, gejala-gejala RAD bisa berlanjut hingga dewasa. Gejala yang mungkin muncul dialami orang dewasa, yaitu:
- Kesulitan membaca emosi
- Ketahanan terhadap kasih sayang
- Kesulitan menunjukkan kasih sayang
- Tingkat kepercayaan yang rendah
- Kesulitan mempertahankan hubungan
2. Disinhibited social engagement disorder (DSED)
Gangguan keterlibatan sosial yang tidak dihambat (DSED) bisa berkembang sebagai respons terhadap pengabaian sosial. Adapun kurangnya keterikatan yang konsisten dengan pengasuh utama selama dua tahun.
Anak-anak yang berada dalam pengasuhan sering menunjukkan gejala DSED. Gejalanya bisa seperti hiperaktif, minimnya batas sosial, terlalu cepat mendekati dan terlibat dengan orang asing.
Jika seorang anak dengan DSED tidak mendapatkan penanganan yang efektif, masalah itu rentan berlanjut hingga dewasa. Remaja atau orang dewasa dengan DSED, gejalanya antara lain:
- Hiperaktif
- Kepercayaan yang ekstrem terhadap orang-orang yang tidak dikenal
- Kurang kesadaran batas sosial
- Kecenderungan mengajukan pertanyaan yang mengganggu kepada orang yang baru saja ditemui
Pilihan Editor: Diagnosis Gangguan Kepribadian Skizoid
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.