Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kateter intravena atau juga infus, alat yang digunakan untuk memasukkan cairan atau obat ke dalam tubuh. Secara umum, kateter intravena diperlukan pasien yang membutuhkan obat secara cepat. Mengutip WebMD, terdapat dua jenis kateter intravena paling umum, yaitu vena perifer dan vena sentral.
Jenis kateter intravena
Kateter vena perifer digunakan untuk pasien yang membutuhkan infus dalam waktu singkat. Biasanya kateter vena perifer dipasang di pembuluh darah tangan, lengan, atau kaki. Kateter ini bisa digunakan hingga empat hari, sebelum diganti dengan yang baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun kateter vena sentral untuk pasien yang membutuhkan obat dalam waktu lama. Biasanya akan dipasangkan kateter vena sentral. Kateter ini menghubungkan obat masuk ke leher, kaki, lengan, bagian atas dada dan salah satu pembuluh darah besar yang keluar masuk dari hati.
Efek samping kateter intravena
- Infeksi
Mengutip Healthline, infeksi bekas suntikan bisa terjadi jika peralatan kateter kurang steril. Masalah ini menyebabkan gejala demam, nyeri, dan pembengkakan di bagian suntikan.
- Kerusakan pembuluh darah
Infus atau kateter intravena bisa saja rusak saat pemakaian. Kondisi ini menyebabkan infiltrasi atau obat tidak masuk ke aliran darah, melainkan bocor ke jaringan sekitar. Biasanya masalah ini menimbulkan gejala kenaikan suhu tubuh, nyeri, dan bengkak di bagian suntikan infus.
- Emboli udara
Emboli atau penyumbatan bisa terjadi akibat udara masuk ke jarum suntik atau kantong obat infus. Kondisi ini menimbulkan gelembung udara sehingga menghalangi aliran darah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DELFI ANA HARAHAP
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.