Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Daging kambing termasuk sumber protein berkualitas tinggi. Selain dapat
mengisi kebutuhan tubuh akan vitamin B12, kalsium, kalium, fosfor, dan folat–daging kambing
mengandung riboflavin yang baik untuk kesehatan otak, sistem saraf, dan pencernaan. Meski dengan nilai gizi yang begitu tinggi, daging kambing masih sering dianggap sebagai penyebab kolesterol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Padahal menurut Kementerian Kesehatan RI, jika dibanding jenis daging lainnya, daging kambing
cenderung memiliki tingkat kolesterol yang rendah. Pada setiap 100 gram daging kambing, hanya
terdapat 75 miligram kolesterol, sedangkan pada daging sapi mengandung 90 miligram kolesterol dan 135 miligram pada paha ayam. Banyak faktor menjadi penyebab makanan olahan daging kambing yang semula rendah lemak jenuh menjadi makanan tinggi kolesterol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mayo Clinic memaparkan, tubuh membutuhkan kolesterol untuk membangun sel-sel sehat. Namun, kolesterol dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan timbunan lemak di pembuluh darah. Jika terus bertambah akan menjadi endapan yang menyumbat aliran darah melalui arteri. Serangan jantung atau stroke dapat terjadi jika endapan tersebut tiba-tiba pecah dan membentuk gumpalan.
Di momen Idul Adha di mana daging kambing menjadi santapan favorit. Berikut ini tips agar terhindar dari kolesterol, seperti dikutip dari keterangan pers, Coway, perusahaan pemurni air dan udara No.1 Korea Selatan.
1. Cara memasak
Di Indonesia, daging kambing biasa diolah menjadi menu berlemak tinggi seperti gulai dan sate. Daging yang bercampur santan dimasak dengan suhu tinggi dalam waktu lama–membuat kandungan lemak dan kolesterolnya bertambah. Pada menu sate, kolesterol tinggi berasal dari bumbu kacang dan minyak berlebih. Ditambah dengan olesan mentega yang digunakan saat membakar daging.
Saat memasak, potong semua lemak yang terlihat dari daging sebelum dimasak. Apabila ingin diolah menjadi menu sop, akan lebih baik jika daging dimasak sehari sebelumnya. Lalu, lemak yang
mengambang dari rebusan dan kaldu sup sebaiknya juga dibuang. Sedangkan, jika daging kambing giling diolah dengan cara dipanggang atau dibakar, suhu ideal yang direkomendasikan Department of Agriculture USDA adalah 71,1°C. Untuk daging kambing mentah, potongan, dan daging panggang masak hingga suhu internal minimum 62,8 °C yang diukur sebelum mengeluarkan daging dari sumber panas. Untuk keamanan dan kualitas yang lebih baik, diamkan daging setidaknya tiga menit sebelum dikonsumsi.
2. Memenuhi kebutuhan air minum
Minum cukup air akan memastikan darah terus bergerak untuk membersihkan dan menghilangkan
penumpukan kolesterol dari tubuh (Windom Area Health). Namun, pastikan juga air yang diminum
sehari-hari bersih dan aman dari kontaminasi. Air galon yang banyak dikonsumsi masyarakat saat ini rentan terpapar zat berbahaya. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga mengatakan, buruknya distribusi galon air minum yang dapat digunakan kembali atau diisi ulang dapat memperparah migrasi atau pelepasan Bisphenol A (BPA). Terlebih, jika dalam proses distribusinya galon terekspos sinar matahari langsung, temperatur galon akan meningkat dan terjadi migrasi BPA. Hal ini dapat dihindari jika air yang diminum berasal dari pemurni air atau water purifier.
3. Meingmbangi dengan serat
Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh National Library of Medicine menunjukkan, konsumsi makanan kaya serat dapat menurunkan kadar kolesterol “jahat” atau Low Density Lipoprotein (LDL) yang diserap dalam darah dan mendukung kesehatan jantung. Sebab itu, dianjurkan mengonsumsi daging kambing dan diimbangi dengan makanan yang berasal dari gandum, kacang-kacangan, serta buah-buahan seperti apel dan alpukat. Jika menyukai sayuran– wortel, brokoli, dan kembang kol yang kaya akan serat dapat diolah sebagai menu pelengkap di hari raya.
4. Olahraga ringan
Momen Idul Adha tahun ini yang bertepatan dengan libur akhir pekan dapat menjadi waktu yang tepat untuk berolahraga. Aktivitas fisik sedang dapat membantu meningkatkan kolesterol high-density lipoprotein (HDL) yang dikenal sebagai kolesterol "baik". Lakukan olahraga setidaknya 30 menit lima kali seminggu. Berjalan cepat, bersepeda, dan memainkan olahraga favorit dapat menjadi alternatif untuk tetap aktif di rumah.