Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perawatan kulit dimulai dari skin barrier. Dengan memperbaiki skin barrier yang rusak tidak hanya untuk penampilan kulit, tapi juga untuk kesehatan keseluruhan. Sebab itu skin barrier bukan hanya bagaimana penampilan kulit Anda, tetapi juga bagaimana kehidupannya. Jika skin barrier sehat berarti Anda lebih sehat, dan sebaliknya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun mengetahui skin barrier sudah rusak juga tidak selalu mudah. Beberapa tandanya termasuk peradangan, kulit kering semakin kering, peningkatan sifat berminyak dan berjerawat, gatal, kemerahan, meningkatnya infeksi kulit dan kepekaan terhadap produk yang lembut sekalipun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyebab skin barrier rusak yang paling umum adalah produk-produk perawatan kulit yang sering digunakan. Beberapa produk yang dapat memicu pengelupasan minyak alami kulit seharusnya tidak gunakan terlalu sering. Selain itu makanan yang dikonsumsi seperti gula juga dapat menyebabkan skin barrier rusak.
Hal lainnya yang dapat membuat skin barrier rusak termasuk stres, paparan sinar matahari dan penyaki kulit sepert eksim dan rosacea. Selain itu, jika Anda termasuk pemilik kulit sensitif, sudah memiliki skin barrier yang lemah. Hal ini berarti Anda mungkin lebih rentan terhadap iritasi, peradangan, perubahan tekstur, rasa terbakar, dan lainnya.
Cara menyembuhkan skin barrier yang rusak
1. Memeriksa rutinitas perawatan kulit
Periksa daftar penyebab skin barrier rusak dan buat catatan, Apakah Anda melakukan pengelupasan berlebihan? Pergi keluar tanpa tabir surya? Apakah Anda lebih stres dari biasanya? Tentukan faktor apa yang secara langsung berkontribusi pada skin barrier yang rusak saat ini dan hilangkan, atau kelola dengan kemampuan terbaik Anda.
2. Menggunakan perawatan kulit untuk memperbaiki skin barrier dan menghindari iritasi
Saat skin barrier rusak, Anda harus melangkah dengan sangat hati-hati dalam hal produk topikal. Anda akan ingin menjauh dari wewangian untuk saat ini, karena penghalang yang rusak lebih rentan terhadap alergi atau kepekaan. Selain wewangian, yang harus dihindari lainnya adalah chemical exfoliant seperti AHA, BHA, dan PHA, retinol dalam bentuk apapun, scrub, toner penyegar, facial, microneedling, dermaplaning, dermarolling, paparan sinar matahari, klorin atau air garam.
Rutinitas perawatan kulit Anda mungkin tampak disederhanakan, tetapi itulah intinya. Ritual harian untuk skin barrier yang dikompromikan akan mencakup pembersih yang lembut, serum yang menghidrasi, krim ceramide, dan minyak oklusif tanpa pewangi untuk mengunci hidrasi.
3. Melindungi mikrobioma
Untuk memberi makan mikrobioma kulit Anda, pertimbangkan untuk menambahkan produk topikal dengan pre- atau postbiotics ke dalam rutinitas Anda. Ini dapat ditemukan dalam serum, esens, kabut wajah, atau pelembab.
4. Mengkonsumsi suplemen
Seperti yang Anda ketahui sekarang, kulit Anda sensitif terhadap apa yang terjadi di dalam tubuh Anda—tetapi juga akan merespons pemicu positif. Lakukan yang terbaik untuk mengonsumsi banyak air untuk mendukung tingkat hidrasi Anda dan mencegah kulit dehidrasi dan mengonsumsi bahan-bahan yang mencintai kulit. Suplemen kulit adalah salah satu cara mudah untuk mencerna perawatan kulit — pikirkan ceramide, asam hialuronat, antioksidan, dan lainnya.
Sekarang setelah Anda tahu apa yang harus dihindari saat merawat pelindung kulit yang rusak, simpan bahan-bahan berikut dalam daftar pilihan Anda: ceramide, amino acid, fatty acid, squalane, panthenol (vitamin B5), hyaluronic acid, lidah buaya, prebiotik, postbiotik, oatmeal kolodial, peptida, dan shea butter.
NADIA RAICHAN FITRIANUR | MINDBODYGREEN
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.