Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

4 Hal yang Menyebabkan Munculnya Jerawat di Dagu

Jerawat di area dagu dan garis rahang biasanya ditandai dengan peradangan, yang membuatnya tampak seperti papula dan pustula.

30 Juni 2023 | 22.17 WIB

Ilustrasi wanita memencet jerawat di dagu. Freepik.com/gpointstudio
Perbesar
Ilustrasi wanita memencet jerawat di dagu. Freepik.com/gpointstudio

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Di mana pun munculnya, jerawat dapat disebabkan oleh berbagai faktor biologis dan lingkungan. Khusus untuk jerawat di area dagu, biasanya faktor pemicunya adalah empat hal berikut ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Jenny Liu, dokter kulit bersertifikat dan asisten profesor di University of Minnesota, penyebab jerawat di dagu sulit dikontrol. Misalnya, produksi minyak berlebih karena area dagu sarat dengan banyak kelenjar sebaceous yang dapat memproduksi minyak dan menyumbat pori-pori, serta fluktuasi hormon dan genetika. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Marisa Garshick, seorang dokter kulit di MDCS Dermatology dan asisten profesor klinis di Cornell University, mengatakan bahwa jerawat di area dagu dan garis rahang biasanya ditandai dengan peradangan, yang membuatnya tampak seperti papula dan pustula. "Bukan pori-pori tersumbat yang lebih kecil dan tidak meradang,” kata  Garshick. 

Kemungkinan penyebab jerawat di dagu tidak hanya satu faktor. Jadi, ketahui macam penyebab jerawat ini.

1. Stres

Ketegangan mental tidak hanya membuat orang merasa cemas dan kewalahan, tetapi juga dapat merusak kesehatan kulit. Singkatnya, itu karena tubuh merespons stres dengan melepaskan hormon yang disebut kortisol. Terlalu banyak kortisol dapat meningkatkan peradangan, respons sistem kekebalan terhadap ancaman yang dirasakan, dan membuat kulit lebih sensitif, kata Mara Weinstein Velez, seorang dokter kulit di University of Rochester Medical Center, kepada Self. 

Itu berarti stres juga bisa memicu jerawat. “Ketika sedang stres, kelenjar sebaceous Anda juga menghasilkan lebih banyak minyak, yang dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan komedo putih, komedo, atau tanda-tanda penyumbatan lainnya,” kata  Velez.

2. Fluktuasi hormon

Jangan kira jerawat hormonal hanya dialami remaja di masa pubertas. Orang dewasa juga menghadapi jerawat. Beberapa orang bahkan mungkin mengalami jerawat di usia 20-an untuk pertama kalinya.

Kadar hormon dapat berfluktuasi pada usia berapa pun karena berbagai alasan, baik pubertas, siklus menstruasi, atau menopause. Pubahan estrogen, androgen, progesteron, atau insulin biasanya bertanggung jawab atas jerawat di dagu karena itu semua memicu peningkatan produksi sebum.

"Ini dikeluarkan dari kelenjar sebaceous, yang ada di seluruh wajah kita, dan penting untuk melembapkan dan melindungi kulit. Tetapi ketika tubuh Anda memproduksi terlalu banyak, pori-pori Anda bisa tersumbat,” kata Velez.

Oleh karena itu mengapa orang berkulit berminyak sangat rentan berjerawat.

3. PCOS

Jika sudah mencoba semua obat tapi jerawat masih ada di dagu dan mulut, mungkin itu tanda sindrom ovarium polikistik (PCOS ), masalah kesehatan tersembunyi yang sering mengakibatkan tubuh memproduksi terlalu banyak androgen, menurut Mayo Clinic.

Tidak seperti jenis jerawat hormonal lainnya, PCOS mungkin tidak hanya memiliki satu atau dua komedo putih di dagu, tapi juga jerawat kistik di bawah kulit di sepertiga bagian bawah wajah, biasanya muncul di sekitar menstruasi dan membutuhkan waktu lama untuk hilang.

Ciri-ciri lain dari PCOS termasuk siklus yang tidak teratur, pertumbuhan rambut wajah yang terasa berlebihan dibandingkan normal, dan kista ovarium. Namun, PCOS tidak terlihat sama pada semua orang, jadi sebaiknya konsultasikan dokter.

4. Masker

Banyak yang masih memakai masker saat keluar rumah, terutama mereka yang mengalami gangguan sistem imun. Sayangnya, pelindung kesehatan ini juga dapat memicu jerawat yang disebut maskne (mask acne). 

“Pemakaian masker dapat menyebabkan acne mechanica, jenis jerawat tertentu di mana gesekan berulang dan penyumbatan fisik pada folikel rambut menyebabkan pori-pori tersumbat,” kata Garshick.

Dengan kata lain, iritasi dari kain yang bergesekan dengan dagu selama berjam-jam pada suatu waktu dapat mengganggu kulit. Selain itu, jangan lupakan kondisi panas dan berkeringat yang muncul di balik masker, menjadikan lingkungan yang lembap dan sempurna bagi bakteri untuk tumbuh dan berkembang. 

SELF

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus