Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

4 Langkah Penanganan Polio Menurut Pakar

Pakar kesehatan menjelaskan empat langkah penanganan polio yang harus menjadi perhatian, menyusul ditemukannya kasus di Purwakarta, Jawa Barat.

1 April 2023 | 20.55 WIB

Petugas kesehatan memberikan vaksin polio tetes (Oral Poliomyelitis Vaccine) kepada anak dan balita saat imunisasi polio serentak di Kantor Balai Desa Meureubo, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Senin 12 Desember 2022. Pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) serentak di 21 kabupaten/kota di Provinsi Aceh pada 12-16 Desember 2022 untuk menyasar 1,2 juta anak berusia nol hingga 12 tahun itu sebagai upaya percepatan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) Polio tipe 2 yang ditemukan di Kabupaten Pidie. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Perbesar
Petugas kesehatan memberikan vaksin polio tetes (Oral Poliomyelitis Vaccine) kepada anak dan balita saat imunisasi polio serentak di Kantor Balai Desa Meureubo, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Senin 12 Desember 2022. Pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) serentak di 21 kabupaten/kota di Provinsi Aceh pada 12-16 Desember 2022 untuk menyasar 1,2 juta anak berusia nol hingga 12 tahun itu sebagai upaya percepatan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) Polio tipe 2 yang ditemukan di Kabupaten Pidie. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar FKUI, Profesor Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan empat langkah penanganan polio yang harus menjadi perhatian, menyusul ditemukannya kasus di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Setidaknya ada empat hal yang perlu dilakukan sekarang ini sebagai respons cepat penemuan kasus polio di Purwakarta," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertama, perlunya penggalakkan vaksinasi dalam dua bentuk, yaitu outbreak response immunization (ORI) dan vaksinasi massal penduduk. "Kedua, selain melakukan vaksinasi, pemerintah daerah juga harus melakukan surveilans atau pengamatan yang dilakukan secara terus menerus yang bertujuan untuk menemukan kemungkinan kasus," jelasnya.

Direktur Pascasarjana Universitas YARSI itu menambahkan surveilans dapat dilakukan melalui dua bentuk yakni surveilans acute flaccid paralysis (AFP) untuk menemukan kemungkinan kasus. Selain itu, perlu surveilans lingkungan untuk mencari vaccine derived polio virus (VDPV) di lingkungan.

Tingkatkan pengamatan
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu menambahkan langkah ketiga adalah melakukan penanganan lebih lanjut terhadap pasien yang terkonfirmasi polio. Keempat, perlu dilakukan pengamatan lebih mendalam di berbagai daerah lain di Indonesia.

"Mengingat kini sudah ada laporan dari Aceh dan Purwakarta sehingga perlu dilakukan pengamatan mendalam guna memastikan kondisi di wilayah lain," ujarnya.

Sementara itu, Sekda Purwakarta, Norman Nugraha, mengatakan pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Anak Nasional Polio akan digelar di wilayah Kabupaten Purwakarta menyusul ditemukannya kasus polio di daerah tersebut. Dia menyebut untuk mengantisipasi munculnya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, secara teknis pihaknya telah berkoordinasi dengan perwakilan WHO Indonesia dan Kementerian Kesehatan.

"Kedatangan WHO diharapkan dapat meningkatkan capaian imunisasi di Purwakarta serta pelaksanaan Sub PIN Polio di Purwakarta dapat sukses dengan cakupan lebih dari 95 persen," harap Norman.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus