Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Belum lama ini ditemukan kasus antraks di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Sebanyak 12 ekor hewan ternak dikabarkan positif antraks. Sebagian ternak yang mati mendadak dikonsumsi puluhan warga sehingga menyebabkan setidaknya 87 orang terpapar antraks.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Antraks adalah penyakit menular serius yang disebabkan oleh mikroba Bacillus anthracis. Manusia dapat tertular antraks melalui kontak tidak langsung atau langsung dengan menyentuh, menghirup, atau menelan spora antraks. Setelah spora antraks masuk ke dalam tubuh dan aktif, bakteri akan berkembang biak, menyebar, dan menghasilkan racun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari gavi.org, berikut beberapa hal yang perlu diketahui soal antraks:
1. Antraks dapat tetap tersembunyi selama bertahun-tahun
Antraks disebabkan oleh bakteri yang disebut Bacillus anthracis yang muncul secara alami di dalam tanah. Salah satu alasan mengapa bakteri ini menjadi ancaman adalah karena bakteri ini dapat tetap tidak aktif sebagai spora yang sangat resisten di dalam tanah yang dapat terbawa ke permukaan oleh hujan atau pembajakan ladang. Ketika spora ini dimakan oleh hewan, maka akan menyebabkan wabah.
2. Antraks menyebar melalui spora
Antraks tidak menular, yang berarti orang yang terinfeksi tidak dapat menularkannya kepada orang lain seperti halnya pilek atau flu. Namun, orang dapat tertular antraks jika mereka bersentuhan dengan hewan yang terinfeksi atau produk hewan yang terkontaminasi, dan spora masuk ke dalam luka atau goresan pada kulit orang tersebut.
Karena itu, penyakit ini sering menginfeksi dokter hewan, pekerja pertanian, produsen ternak, atau tukang daging. Makan daging mentah atau setengah matang dari hewan yang terinfeksi atau minum air yang terkontaminasi dapat menyebabkan penyakit ini. Antraks dapat menyebar melalui udara.
3. Antraks terbagi menjadi beberapa jenis tergantung cara penularan
Ada berbagai jenis gejala antraks, tergantung pada apakah spora masuk ke dalam kulit (antraks kulit), terhirup (antraks inhalasi), dimakan atau diminum (antraks pencernaan), atau disuntik (antraks suntikan).
Ketika spora antraks masuk ke dalam tubuh, bakteri berubah dari tidak aktif menjadi aktif dan berkembang biak, menyebar ke seluruh tubuh, dan menghasilkan racun.
Gejala antraks kulit meliputi lepuh dan luka pada kulit, menghirup spora dapat menyebabkan nyeri dada, sesak napas dan batuk, dan antraks gastrointestinal dapat menyebabkan pembengkakan pada leher, sakit tenggorokan, muntah berdarah atau diare.
4. Antraks adalah senjata biologis yang mematikan
Spora antraks tidak hanya mudah ditemukan di alam, tetapi juga dapat diproduksi di laboratorium. Spora dapat dibuat menjadi bubuk, semprotan, atau dilarutkan ke dalam air atau makanan, dan tidak dapat dideteksi melalui bau atau rasa. Antraks telah digunakan sebagai senjata di seluruh dunia selama hampir satu abad dan digunakan pada kedua Perang Dunia.
5. Antraks dapat dicegah dengan vaksin dan diobati dengan antibiotik
Pengobatan standar untuk antraks adalah antibiotik seperti ciprofloxacin atau doksisiklin. Karena beberapa spora membutuhkan waktu hingga dua bulan untuk menjadi aktif, orang perlu minum antibiotik selama itu untuk memastikan mereka terlindungi.
Anthrax vaccine adsorbed (AVA) dapat diberikan sebagai pencegahan bagi orang-orang yang berisiko tinggi. Selain itu, AVA juga dapat diberikan kepada orang setelah terpapar bersamaan dengan antibiotik.
Pilihan Editor: Kronologi Munculnya Antraks di Gunungkidul dari Kemenkes