Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

6 Kondisi Kesehatan Ini Memiliki Ciri Mata Sipit

Sebagian masyarakat Asia memang memiliki mata sipit yang normal. Namun ternyata, mata sipit juga bisa menjadi ciri kondisi kesehatan ini.

13 Februari 2020 | 20.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi mata sipit. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mata sipit merupakan salah satu bentuk mata normal yang dimiliki sebagian besar masyarakat Asia. Kondisi alami yang diturunkan secara genetis ini terjadi karena kelopak mata bagian atas ditutupi oleh lapisan epikantus. Lapisan ini kemudian membuat mata seseorang menjadi sipit. Meski demikian, pada beberapa kasus, mata sipit juga dapat mengindikasikan kondisi kesehatan tertentu. Apa saja?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mata sipit ternyata bisa mengindikasikan sindrom Down, fetal alcohol syndrome, mikroftalmia, myasthenia gravis, oftalmoplegia, dan nanophthalmos. Berikut ini penjelasannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Sindrom Down
Kondisi genetik ketika seorang anak memiliki salinan ekstra kromosom ke-21 ini disebut sebagai down syndrome atau down syndrome. Sindrom ini menyebabkan terlambatnya perkembangan fisik dan mental anak.

Kondisi paling umum sindrom ini antara lain berupa mata sipit. Anak dengan down syndrome memiliki lipatan epikantus pada sudut bagian dalam matanya. Sehingga mata terlihat sipit dan miring ke atas.

Kondisi fisik lainnya pada bayi pengidap down syndrome lainnya adalah wajah yang datar, bagian kepala belakang yang datar, kepala dan telinga berukuran kecil, leher berukuran pendek, mulut kecil dengan lidah menonjol serta hanya terdapat satu guratan pada telapak tangan. Selain itu, bayi pengidap down syndrome juga memiliki berat di bawah normal.

2. Fetal alcohol syndrome
Kebiasaan mengonsumsi alkohol saat hamil dapat menyebabkan janin mengalami fetal alcohol syndrome. Kondisi ini dapat menyebabkan bayi memiliki mata sipit, bukan mata sempit, bibir bagian atas yang sangat tipis, hidung tidak mancung atau bertulang rendah, rahang atas kecil serta tidak adanya relung di atas bibir.

Selain itu, bayi pengidap fetal alcohol syndrome juga mengalami penyusutan massa otot, kesulitan mendengar serta koordinasi tubuh yang buruk. Bayi pengidap fetal alcohol syndrome juga mengalami pertumbuhan fisik yang lambat, baik ketika berada di dalam kandungan maupun setelah lahir.

Karena efek minuman keras dapat memengaruhi janin hingga berkali-kali lipat, dan juga berisiko mengalami kelainan bawaan pada organ tubuhnya, termasuk pada otak, jantung, tulang dan telinganya.

3. Mikroftalmia
Mikroftalmia, kondisi fisik yang terbentuk sebelum proses kelahiran ini, menyebabkan salah satu atau kedua mata sipit. Pada beberapa kasus, mata bahkan dapat seakan-akan hilang seperti terpejam. Individu pengidap mikroftalmia juga berisiko mengalami kehilangan penglihatan atau kebutaan. Selain kelainan genetik, kondisi ini terjadi karena bayi mengalami infeksi akibat paparan zat beracun saat berada di dalam kandungan.

4. Myasthenia gravis
Myasthenia gravis adalah penyakit autoimun yang menyerang jaringan saraf dan otot. Kondisi ini menyebabkan otot rangka tidak dapat berfungsi dengan baik. Gangguan tersebut terjadi akibat transmisi sinyal saraf menuju serabut otot terganggu.

Individu pengidap myasthenia gravis memiliki kondisi fisik berupa mata sipit akibat kelopak mata turun. Selain itu, pengidap myasthenia gravis juga mengalami kesulitan berjalan, berbicara, menelan, mengunyah serta mengangkat benda-benda. Pengidap myasthenia gravis juga mengalami penglihatan ganda serta mudah merasa lelah.

5. Oftalmoplegia
Oftalmoplegia adalah kondisi yang dapat menyebabkan otot mata lemah bahkan lumpuh. Pengidapnya mengalami kesulitan mengarahkan penglihatan maupun menggerakkan kelopak mata, sehingga memiliki ciri fisik seperti mata sipit.

Kondisi yang dapat terjadi akibat faktor keturunan (genetik) maupun kondisi kesehatan lain seperti stroke, tumor otak, cedera kepala berat, migrain, penyakit tiroid, dan infeksi ini, juga menyebabkan tubuh pengidapnya sulit menggerakkan otot-otot organ lain.

6. Nanophthalmos
Kondisi kesehatan yang menyebabkan mata sipit selanjutnya adalah nanophthalmos. Kelainan genetik ini menyebabkan gangguan pada perkembangan mata.

Seperti dilansir Sehatq, jika Anda tidak mempunyai riwayat keturunan mata sipit, tapi memiliki mata cenderung sipit dan mengalami sejumlah gangguan kesehatan, segera berkonsultasilah dengan dokter spesialis mata. Tidak hanya pada bayi, mata sipit yang disebabkan kondisi kesehatan tertentu juga dapat terjadi pada usia dewasa. Terutama mata sipit yang disertai gangguan penglihatan.

SEHATQ

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus