Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak mitos atau fakta yang menjelaskan tentang protein beredar di masyarakat, salah satunya diet protein tinggi. Protein memang dapat membuat Anda merasa kenyang lebih cepat dan rasa kenyang pun akan bertahan lama. Selain itu, protein juga membantu pemulihan, pemeliharaan, serta pertumbuhan otot. Namun, menurut salah satu peneliti ilmu makanan dan protein dari University of Arkansas, Jamie Baum, menambahkan protein ke setiap makanan atau minuman tidak selalu baik untuk kesehatan. Baca: Menghindari Trauma : Ini yang Dilakukan Edison Wardhana
Jumlah protein yang ideal pun berbeda pada masing-masing orang. Idealnya, seseorang butuh 0,8 gram protein untuk setiap kilogram bobot tubuhnya. Lebih mudahnya, Anda dapat menghitungnya dengan rumus berikut: berat badan (pon) x 0,36 = jumlah protein yang dibutuhkan tubuh (gram).
Aktris film "Gravity" Sandra Bullock menjaga bentuk tubuh indahnya dengan mengonsumsi asupan protein tanpa lemak. Ketika Sandra menginginkan sesuatu yang manis, ibu satu anak ini memilih untuk nyemil semangkuk sereal "Lucky Charms" seminggu sekali. Axelle/Bauer-Griffin/FilmMagic
Setelah mengetahui protein yang Anda butuhkan, coba simak mitos dan fakta tentang protein di bawah ini agar Anda tidak keliru lagi soal konsumsi protein.
1. Banyak protein akan menambah otot
Memang betul kalau protein dapat membantu pertumbuhan otot. Asam amino dalam protein berperan penting dalam perbaikan atau pertumbuhan otot. Akan tetapi, konsumsi protein harus dibarengi dengan olahraga yang cukup dan tepat untuk menghasilkan otot yang maksimal.
2. Kandungan protein dalam semua makanan sama
Semua makanan memang mengandung protein, baik banyak maupun sedikit, kecuali air dan soda. Akan tetapi, tidak semua makanan mengandung kandungan asam amino yang cukup untuk kesehatan otot dan sel tubuh. “Ada perbedaan besar antara protein hewani dan nabati. Protein hewani (daging, susu, telur, dan sebagainya) itu merupakan sumber asam amino yang penting sementara nabati tidak,” ujar Baum. Berarti, jika Anda adalah seorang vegetarian, Anda harus menambahkan porsi makanan untuk memenuhi kebutuhan protein Anda. Baca: Heboh Hujan Duit di Jakarta, Benarkah Gara-gara Bu Dendy?
3. Harus mengonsumsi protein shake setelah olahraga
Banyak yang beranggapan bahwa protein shake harus segera dikonsumsi setelah olahraga untuk memaksimalkan kinerja pembentukan otot. Namun, studi dalam Journal of the International Society of Sports menyatakan bahwa kebiasaan itu tidak ada efeknya untuk otot atau kekuatan tubuh. Kembali lagi, Anda lebih baik mengonsumsi cukup protein dalam makanan Anda.
Selain rutin berolahraga, Randy juga memiliki kebiasaan sarapan yang sehat. Untuk memulai harinya, ia mengonsumsi air putih dan buah apel. Kemudian, disusul oleh dua telur untuk pemasukan protein. Setelah itu, Randy juga mengonsumsi satu lembar roti gandum bersama kopi pahit. Instagram.com
4. Makan protein bisa menjaga berat badan
Menurut Baum, makan protein berlebihan pun tetap akan membuat tubuh menjadi gemuk. Untuk menjaga berat badan dengan konsumsi protein, Anda bisa mengganti sebagian kalori karbohidrat dengan kalori protein. Contohnya, Anda biasa sarapan roti gandum dengan olesan cream cheese yang didampingi telur serta greek yogurt. Untuk menyiasatinya, Anda bisa mengurangi asupan roti gandum untuk memberi ruang bagi telur dan greek yogurt sebagai sumber protein.
5. Protein cuma ada dalam produk hewani
Sayur, biji-bijian, maupun kacang polong adalah sumber dari protein baik yang tidak berisiko menyebabkan penyakit. Sementara itu, protein hewani dapat memicu berbagai macam penyakit jika konsumsinya berlebih. Contohnya, setengah cup tahu mengandung 13 gram protein dan tidak berisiko diabetes. Lalu, satu batang brokoli mengandung 4 gram protein dan rendah kalori. Baca: Pasangan Tinggal Jauh, Ini Cara Jaga Kualitas Kehidupan Seks
6. Lebih banyak protein, lebih baik
Ada batasan konsumsi protein per porsi yang sebaiknya Anda ikuti, yaitu sebesar 25–30 gram protein per porsi. Lebih baik lagi jika Anda mengimbangi protein hewani dan nabati. Menurut profesor peneliti nutrisi dan metabolism dari University of TexasMedicalBranch, DouglasPaddon-Jones, lebih baik Anda mendistribusi ulang porsi protein harian Anda daripada menambahkan banyak protein di setiap menu makanan. Jadi, jika Anda jarang mengonsumsi protein saat sarapan, alangkah baiknya Anda menambahkan protein hewani dan nabati saat sarapan daripada menambahkannya di malam hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PHYSICIANS COMMITTEE FOR RESPONSIBLE MEDICINE | MEN'S FITNESS | MAGNULIA SEMIAVANDA HANINDITA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini