Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

7 Bahaya Makan Mi Instan Berlebihan yang Perlu Diketahui

Konsumsi mi instan di Indonesia tertinggi kedua di dunia setelah Cina pada 2023. Ini bahaya makan mi instan berlebihan yang harus diketahui.

14 Oktober 2024 | 18.16 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengunjung mengolah mie instan di toko Good Noodle di Bangkok, Thailand, 21 Maret 2022. REUTERS/Athit Perawongmetha

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mi instan menjadi salah satu jenis makanan yang banyak digemari oleh semua kalangan, karena praktis, terjangkau, dan lezat. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahkan, berdasarkan data Asosiasi Mi Instan Dunia atau World Instant Noodles Association (WINA), Indonesia menduduki posisi kedua setelah Cina sebagai negara dengan konsumsi mi instan terbanyak di dunia pada 2023, yaitu mencapai 14,54 juta porsi. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meskipun sering dianggap sebagai “makanan penyelamat” saat kondisi keuangan sedang tidak baik atau karena kondisi lainnya, konsumsi mi instan yang berlebihan ternyata dapat berdampak negatif bagi tubuh. Apa saja? 

Bahaya Makan Mi Instan Berlebihan

Ahli Gizi Universitas Muhammadiyah Surabaya, Tri Kurniawati mengatakan konsumsi mi instan lebih baik tidak lebih dari dua bungkus dalam seminggu dan tidak dijadikan sebagai kebiasaan rutin. Apabila ingin makan mi instan, maka sebaiknya ditambah sayuran dan sumber pangan protein, seperti telur dan daging ayam. 

“Waspadai konsumsi mi instan yang dijadikan sebagai lauk atau dimakan hanya dengan nasi. Hal tersebut tidak dianjurkan karena hanya mengandung karbohidrat,” kata Tri dalam keterangan tertulisnya melalui situs resmi Universitas Muhammadiyah Surabaya di Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 4 Mei 2023. 

1. Obesitas dan Kolesterol Tinggi

Tri menjelaskan mi instan dapat membahayakan kesehatan, karena dalam sekali penyajian, umumnya mengandung lemak dan natrium tinggi, tetapi rendah vitamin, mineral, dan serat. Pola konsumsi mi instan yang berlebihan, lanjut dia, dapat menyebabkan obesitas abdominal dan hiperkolesterolemia. 

Untuk diketahui, obesitas abdominal atau obesitas sentral merupakan kondisi kegemukan yang ditandai dengan penumpukan lemak di bagian perut atau biasa disebut sebagai perut buncit. 

Sementara hiperkolesterolemia adalah istilah lain untuk kadar kolesterol tinggi dalam darah yang dapat menumpuk dan mempersempit pembuluh darah. 

2. Sindrom Metabolik

Tri juga mengungkapkan bahwa konsumsi mi instan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik pada wanita. Sindrom metabolik merupakan kondisi kesehatan yang berhubungan dengan tekanan darah, obesitas, gangguan gula darah, dan kolesterol. 

“Konsumsi mi instan lebih dari dua bungkus dalam seminggu berhubungan dengan peningkatan sindrom metabolik yang tinggi pada wanita,” ucap Tri. 

3. Diabetes Melitus

Melansir laman resmi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Playen 2, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, karbohidrat yang terkandung di dalam mi instan akan diubah oleh tubuh menjadi glukosa atau gula. 

Apabila kadar gula terlalu banyak, maka kerja pankreas akan semakin beras, sehingga bisa rusak dan memicu penyakit diabetes melitus. 

4. Kanker

Mengutip Jurnal Psikologi Integratif (2016), konsumen mi instan mempunyai asupan nutrisi yang rendah, seperti protein, kalsium, zat besi, fosfor, kalium, vitamin C, vitamin A, dan niasin. 

Hal tersebut semakin diperparah dengan ditemukannya zat penyebab kanker, yaitu benzopyrene di dalam sejumlah merek mi instan yang beredar di pasaran. 

5. Penyakit Otak

Kandungan monosodium glutamat (MSG) atau vetsin di dalam bumbu mi instan juga disebut dapat menyebabkan disfungsi otak dan kerusakan berbagai organ tubuh. 

Selain itu, MSG juga dapat menimbulkan berbagai penyakit lainnya, seperti alzheimer, parkinson, dan kesulitan belajar pada anak. 

6. Merusak Hati

Menurut Keck Medicine of University of Southern California (USC), makanan olahan yang mengandung bahan pengawet, pemanis, perasa buatan, dan zat aditif lainnya, seperti pada mi instan dapat membebani kerja hati. 

Apabila kerja hati sangat berat, maka akan menyimpan lemak berlebih di dalam sel-selnya, sehingga dapat menyebabkan peradangan atau kerusakan. 

7. Mengganggu Sistem Pencernaan

Ramen atau mi instan umumnya diawetkan dengan tersier-butil hidrokuinon (TBHQ), produk berbasis minyak bumi yang sulit dicerna serta ditemukan dalam pernis dan produk pestisida yang dapat memengaruhi sistem pencernaan bila dikonsumsi berlebihan. 

Sistem pencernaan manusia bahkan membutuhkan waktu hingga dua jam untuk mencerna mi instan. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus