Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Alasan Gorengan Tingkatkan Risiko Stroke dan Penyakit Kardiovaskular

Dokter mengatakan gorengan jika dikonsumsi berlebihan dapat memicu penyakit, seperti jantung atau kardiovaskular, stroke, dan kolesterol tinggi.

21 Desember 2021 | 09.10 WIB

ilustrasi gorengan (Freepik.com)
Perbesar
ilustrasi gorengan (Freepik.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara, Jawa Tengah, Masrurotut Daroen, mengajak masyarakat untuk hidup sehat dengan mengurangi konsumsi gorengan atau makanan yang dimasak menggunakan minyak goreng. Dia mengatakan gorengan jika dikonsumsi berlebihan dapat memicu berbagai penyakit, seperti jantung atau kardiovaskuler, stroke, dan kolesterol tinggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Oleh karena itu, harga minyak goreng yang terus melonjak dalam beberapa waktu terakhir dapat menjadi titik balik untuk memperbaiki kesehatan tubuh," kata alumni Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Rury -- panggilan akrabnya -- mengatakan salah satu penyebab penyakit kardiovaskular dan stroke adalah banyaknya tumpukan lemak jenuh dan lemak trans, yang diketahui dapat meningkatkan kolesterol dalam darah. Menurutnya, peningkatan kolesterol tersebut menjadi akar penyakit kardiovaskular seperti jantung koroner dan stroke.

Selain itu, konsumsi gorengan yang berlebih juga dapat mengakibatkan beberapa penyakit seperti diabetes tipe 2 dan berisiko terkena kanker.

"Goreng-gorengan yang dilapisi tepung akan lebih tinggi kalorinya, karbohidrat sederhana, serta lemak tidak sehat, sehingga dapat memicu terjadinya kegemukan dan diabetes tipe 2," jelasnya.

Dia mengatakan kegemukan dan diabetes tipe 2 dapat terjadi pada anak-anak, orang dewasa, dan ibu hamil. Sementara risiko terjadinya kanker akibat terlalu banyak mengonsumsi gorengan muncul karena zat akrilamida (senyawa berbahaya, red.) dapat terbentuk selama proses menggoreng.

Terkait hal itu, Rury mengatakan memasak makanan dengan cara memanggang dapat mengganti kebiasaan menggoreng. Bahkan, beberapa jenis makanan justru akan terasa lebih enak jika dimasak dengan cara dipanggang.

"Sekarang pun banyak teknologi seperti penggorengan tanpa minyak. Daging yang dimasak dengan alat ini akan menghasilkan minyak alami dari daging itu sendiri," ujar Rury.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus